Intisari-Online.com – Jauh sebelum mengenal kertas, masyarakat Nusantara menggunakan daun lontar sebagai media tulis.
Naskah para pujangga kraton atau ajaran-ajaran agama Hindu ditulis di atas daun lontar.
Tak cuma itu, pohon ini ternyata banyak manfaatnya, termasuk sebagai obat.
Sosok pohon lontar bisa dikenali dari bentuk pohonnya yang tinggi njlujur tanpa cabang.
Maklum, pohon ini masuk golongan di Kebumen tumbuhan monokotil.
Yang sudah dewasa tidak kalah tingginya dengan pohon kelapa, bisa mencapai 30 m. Bahkan batangnya bisa lebih besar.
Daunnya memiliki petulangan menjari, berbentuk seperti kipas dengan lebar antara 1 - 3 m.
Daun inilah yang digunakan oleh orang zaman dulu untuk membuat "buku" karena ukurannya yang panjang (bisa 1 - 1,2 m) dan kuat.
Menurut catatan orang Belanda, lontar masih dipakai dalam surat-menyurat resmi para penghulu suku Sasak sampai akhir abad ke-19.
Lontar merupakan salah satu jenis palem dengan sebaran geografis meliputi India, Sri Lanka, Asia Tenggara, sampai Papua.
Diperkirakan asalnya dari India dan Sri Lanka. Di India pohon ini dijadikan tameng angin bagi suatu dataran.
Kadang dimanfaatkan sebagai "halte alami" bagi burung, kelelawar, dan binatang liar lainnya. Pohon ini bisa tumbuh pada daerah dengan ketinggian sampai 500 m di atas permukaan laut.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR