Itu sebabnya, beberapa obat tertentu yang memiliki risiko tinggi tidak disarankan untuk diresepkan kepada orang-orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
4. Makanan diet
Minum segelas jus jeruk bali merah (grapefruit) atau menikmati semangkuk salad sayur memang terdengar hal yang sehat dan tidak berbahaya.
amun beberapa makanan sehat yang mungkin biasa Anda konsumsi saat diet dapat menyebabkan interaksi serius dengan obat-obatan tertentu.
Misalnya, jika Anda minum segelas jus jeruk bali kemudian setelahnya minum obat statin – salah satu jenis obat untuk menurunkan kolesterol dalam darah, efeknya dapat melemahkan otot dan menyebabkan kerusakan ginjal.
Tidak hanya itu, jika mengonsumsi sayuran hijau yang kaya akan vitamin K seperti kol bisa mengganggu kinerja obat warfarin dalam mencegah pembekuan darah.
5. Minum dua obat dengan efek samping yang sama
Efek samping dari obat terkadang bisa bersifat aditif. Artinya mengkonsumsi dua atau lebih obat dengan efek samping yang sama akan meningkatkan Anda mengalami efek samping tersebut dua kali lipat atau malah membuat gejala menjadi lebih buruk.
Misalnya, Anda minum obat penenang lebih dari satu seperti opioid, pelemas otot, obat anti-cemas, antihistamin, atau obat tidur.
Efek yang ditimbulkan bukannya membuat Anda lebih tenang, justru akan membuat Anda mengalami kelelahan dua kali lipat.
Nah, hal ini justru tidak aman bagi Anda untuk mengemudi dan melakukan aktivitas lainnya. Intinya, mengubah dosis obat tanpa resep dokter justru akan membuat Anda lebih mungkin mengalami efek samping.
(Baca juga: Tak Perlu Buru-Buru Ke Dokter, Ini Dia Obat Herbal Untuk Redakan Batuk Kering dan Berdahak)
6. Anda juga minum suplemen atau obat herbal
Menurut sebuah studi di JAMA Internal Medicine, diketahui lebih dari 42 persen orang dewasa tidak memberi tahu dokter jika mereka ternyata mengonsumsi obat pelengkap seperti suplemen dan obat herbal.
Alasannya adalah karena mereka takut tidak disetujui dengan dokter mereka. Tidak seperti obat dengan resep, obat herbal tidak diatur oleh BPOM (Badan Pemeriksa Obat dan Makanan) dan tidak melalui pengujian ekstensif untuk membuktikan bahwa obat tersebut aman dan efektif sebelum diju
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR