Setiap pagi, surat kabar lokal menjadi teman sarapan meskipun berita tentang Diana sudah mulai menyurut setelah habis-habisan dimuat pada minggu sebelumnya.
Sebaliknya video kaset, buku, koin, dan cendera mata piringan dengan lapisan emas bahkan pizza Diana mulai diiklankan dengan catatan sebagian dana diperuntukkah bagi Diana Memorial Fund atau untuk yayasan amal.
Kode etik atau pesan moral ternyata berlaku cukup ketat.
Ulah restoran pizza yang mempromosikan pizza Diana, yang dalam kenyataannya hanya menyumbangkan 0,25 ponsterling dari harga pizza yang 5,80 ponsterling itu, mendapat kritikan keras dan akhirnya pihak restoran membatalkan niatnya.
Saat sebuah toko kecil menjual CD England's Rose - Candle in the Wind dengan harga 0,51 ponsterling lebih mahal, toko itu mendapat predikat greedy shop (toko tamak) dan disebut sebagai Scandal in the Wind.
Entah ada maling atau tidak, tetapi banyaknya bunga, boneka, keranjang bunga, pot bunga, lilin dan tempat lilinnya sepertinya masih utuh.
Padahal, semua itu sudah berhari-hari berada di public area. "Dua orang wanita yang mencoba menyelamatkan sebagian kecil aset tersebut untuk kenangan pribadi berupa 11 boneka dan sekeranjang bunga plastik harus rela mendekam dua hari dalam tahanan sebelum akhirnya dibebaskan dengan denda sebesar 200 ponsterling (± Rp 900.000,-).
Tidak main serok saja
Tanggal 17 September, saya kembali berada di sekitar The Kensington Garden, melihat tim WRVS mengemasi bunga-bunga Diana.
Mereka mengenakan rompi oranye dan bersarung tangan. Bunga-bunga yang masih segar dan tanaman bunga dalam pot dipisahkan tersendiri untuk dikirim ke rumah sakit.
Kartu-kartu dipilah, surat, sajak, dan poster dijadikan satu dalam keranjang khusus untuk diproses lebih. lanjut.
Kertas dan plastik pembungkus bunga dipisahkan tersendiri.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR