Turun dari taksi di Bromton Road, saya terbawa arus lalu-lalang yang cukup ramai sampai tiba-tiba saya berada di deretan antrean orang-orang yang akan menulis buku duka cita untuk Diana.
Di dekat pintu masuk utama Harrods yang berada di Bromton Road, sebuah meja panjang beralaskan kain beludru disiapkan berikut beberapa buku duka cita dan pena.
Petugas keamanan Harrods dengan seragam hijaunya yang khas tampak mengatur antrean yang hampir tak pernah kosong.
Sambil antre, saya membaca tulisan untuk Dodi - Diana yang tertera di kartu yang diikatkan pada bunga, di poster, atau sajak-sajak yang ditempelkan di kaca etalase Harrods.
Giliran saya menulis sampai tak terasa, sehingga membuat saya jadi tak siap dengan kata-kata yang hendak saya tuliskan.
Ditunggui begitu banyak orang, akhirnya saya hanya menulis pesan singkat, "Diana, we miss you".
Sore itu suasana Harrods jauh lebih ramai dari biasanya, entah karena akhir pekan atau karena nama Harrods yang makin mendunia setelah tragedi Dodi - Diana.
Suasana duka tampak dari penataan display. Semua manekin diberi pakaian hitam atau warna gelap. Sementara lagu Candle in the Wind dari Elton John terus mengalun sendu.
Dekorasi bunga yang dipajang berwarna putih, didominasi bunga lili. Di lantai 4, khusus untuk pakaian wanita, tampak sebuah meja kecil di tengah ruangan berhiaskan vas bunga tinggi berisi lili putih dengan potret Dodi di samping kiri dan potret Diana di kanan.
Keduanya tampak sedang tersenyum, cantik, dan keren.
Untuk mendapatkan majalah-majalah yang memuat tulisan tentang Diana, saya menuju lantai 2. Di situ banyak CD England's Rose ditaruh di rak promosi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR