Bahkan ada di antara kami yang karena kereligiusannya sama sekali emoh main-main wanita.
Wanita lipe saya? Saya suka yang dapat membuat saya tertawa, yang percaya diri, yang punya wibawa, yang pintar mengobrol.
Baca Juga : Viral Curhatan Seorang Wanita Kena HIV Karena Sering Facial, Mungkinkah Hal Itu Terjadi?
Saya betul-betul angkat tangan bila harus berhadapan dengan wanita, walau cantiknya bak bidadari, yang bisanya cuma berhaha-hihi.
Soalnya kencan selagi dalam tur begini sebenamya bukan soal seks melulu. Ini adalah cara saya bersantai dan mengusir sepi.
Tapi umumnya wanita pintar bicara. Kalaupun tidak, mereka senang bertanya. Apa saja mereka tanyakan, sampai soal pendapatan. Kadang-kadang saya merasa bagi mereka honor saya lebih menarik daripada saya sendiri.
Masalahnya, para wanita ini melakukan sesuatu yang selama ini telah dilakukan kaum lelaki terhadap kaum mereka. Bagi mereka kami obyek seks semata.
Yang paling menantang adalah bagaimana bisa mendapatkan kami. Namun ada pula yang menganggap kami pemuas fantasi.
"Main" dengan pria berduit, beken lagi, kan asyik! Bila sedang pacaran, saya selalu bercerita tentang Cookie kepada mereka. Entahlah, sebagian dari diri saya tak bisa lepas dari Cookie. Mungkin itulah si Earvin.
Sedangkan sisi "Magic" saya tetap saja getol berhura-hura dengan para makhluk cantik ini.
Setelah hubungan sempat putus beberapa kali, akhirnya saya menikahi Cookie pada 14 September 1991, hanya 2 bulan sebelum saya mendapat berita buruk tentang virus HIV itu.
Nyatalah saya memperolehnya dari salah seorang teman kencan saya, tapi entah yang mana.
Saya cukup prihatin memikirkan ada wanita yang terjangkit virus itu melalui saya.
Sebelum pengumuman kenyataan itu, saya sempat menelepon beberapa teman wanita saya. Syukurlah, sepengetahuan saya belum ada yang terkena seperti saya. (LW)
Baca Juga : Dari Ebola Sampai HIV, Inilah 9 Virus Paling Mematikan di Dunia, Pernah Bunuh Jutaan Orang!
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR