Advertorial
Intisari-Online.com – Bronkitis tak selalu harus diobati dengan obat farmasi.
Dengan tanaman pun, penyakit akibat peradangan ini bisa dibabat habis.
Radang cabang tenggorok atau bronkitis terjadi jika cabang tenggorok mengalami infeksi.
Bila bronkitis meningkat sampai keadaan akut, biasanya timbul gejala demam tinggi, rasa sesak di dada, sehingga kadang-kadang napas mendesah disertai batuk.
Baca Juga : Pretty Asmara Meninggal Karena Infeksi di Paru-paru: Ini 3 Jenis Infeksi Paru-Paru, Salah Satunya Flu
Pada mulanya batuk tadi kering (tak berdahak). Namun, setelah mengalami peradangan, batang tenggorok akan “dibanjiri” lendir dan terbentuklah dahak.
Lalu, iritasi pun terjadi pada selaput dinding dalam batang tenggorok.
Bahaya terbesar dari penyakit bronkitis adalah kemungkinan berkembangnya ke arah pneumonia atau radang paru-paru.
Ketika bronkitis yang diderita termasuk kronik, tau lama sembuh, ini merupakan keadaan serius karena telah terjadi perubahan-perubahan permanen di dalam paru-paru, seperti terbentuknya jaringan pengingat, emfisim, serta komplikasi serius lainnya.
Dalam keadaan normal, paru-paru kita itu elastis dan supel, sehingga dapat berkembang-kempis ketika kita bernapas.
Para bronkitis kronik, tidak lagi. Terbentuknya jaringan ikat mengganggu gerakan paru-paru yang normal, sehingga udara tidak dapat masuk dan keluar dengan leluasa seperti biasanya.
Keadaan akan lebih buruk lagi, jika penderita juga menderita asma atau TBC, karena batuk-batuk keras akan menghasilkan titik-titik darah dan ludah berisi nanah.
Inilah yang dapat mengakibatkan radang paru-paru.
Baca Juga : Jika Tak Hati-hati, Mengupil Juga Bisa Sebabkan Infeksi Paru-paru Lho, Ini Penjelasannya!
Bahaya lainnya, terbentuk kantong-kantong nanah di paru-paru dan terjadinya bekas-bekas luka di jaringan paru-paru.
Si cantik yang berkhasiat
Dalam pengobatan bronkitis, yang pertama-tama dilakukan adalah mengatasi infeksi, bila infeksi masih berlangsung.
Jika karena peradangan terbentuk dahak dalam batang tenggorok, maka diperlukan pula pengobatan untuk meluruhkan dahak agar pernapasan lancar kembali.
Untuk itu diperlukan obat-obat peluruh darah atau ekspektoran.
Obat dari alam, bisa kita gunakan untuk hal tersebut.
Baca Juga : 6 Bumbu Dapur Ini dapat Menyembuhkan Bronkitis (2)
Echinacea spp.
Berasal dari Amerika Serikat dan sudah dibudidayakan di Indonesia. Yang banyak digunakan adalah Echinacea angustifolia D.C., yang berbunga cantik dan Echinacea purpurea (L.) Munch., dari suku Asteraceae, yang dimanfaatkan akarnya.
Tanaman ini mengandung zat-zat aktif minyak atsiri, zat-zat alkamida, polialkena, polialkuna, zat-zat turunan asam kafeat, dan zat-zat polisakarida.
Untuk pengobatan bronkitis diperlukan 250 mg serbuk atau ekstrak Echinacea, baik etanolik maupun akualik, yang setara dengan 250 mg serbuk akar. Ubah bahan-bahan ini menjadi sediaan pil, kapsul, atau tablet.
Namun, jika penderita juga mengidap TBC, seyogianya digunakan bahan tumbuhan lain, karena penggunaan Echinacea akan mengganggu penyembuhannya.
Baca Juga : Pisang, Air, dan Madu, Resep Ampuh Melawan Bronkitis
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)
Seluruh bagian tumbuhan ini yang di atas permukaan tanah atau herba bisa digunakan sebagai obat.
Mengandung dua kelompok senyawa, yakni lakton dan flavonoid. Senyawa flavonoidnya terutama hadir di dalam akar.
Herba ini mempunyai sifat antiinfeksi, karena berdasarkan penelitian, sambiloto menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri patogen seperit Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Eschericia coli.
Sediaan-sediaan herba sambiloto berkhasiat menanggulangi infeksi saluran pernapasan akibat ulah virus maupun bakteri.
Dosisnya 250 mg serbuk, bisa diminum dalam bentuk pil, kapsul, maupun ekstrak akuatik, diminum tiga kali sehari.
Berdasarkan ujiklinis, herba ini juga efektif menanggulangi influenza, radang tonsil akut, pneumonia, dan TBC paru-paru (sinergis dengan obat INH).
Juga mengatasi penyakit infeksi lainnya misalnya hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, enteritis, dsb.
Baca Juga : Dari Perokok Aktif hingga Bukan Perokok, Berapa Persenkah Seseorang Berisiko Terkena Kanker Paru-paru?
Timi (Thymus vulgaris L.)
Dari suku Lamiaceae. Mengandung minyak atsiri, timol, dan karvakrol, herba ini berkhasiat sebagai obat batuk (antitusif), ekspektoran (peluruh darak), dan antibakteri.
Sebagai obat batuk dan peluruh dahak, diperlukan herba timi 100 mg, gula 600 mg, dan air 400 ml.
Herba timi yang sudah dikeringkan di bawah sinar matahari, ditumbuk menjadi serbuk halus lalu diseduh dengan air minum mendidih sebanyak 400 ml.
Tambahkan gula, aduk sampai larut, kemudian saring dalam keadaan dingin.
Kekurangan air diganti dengan air minum dingin, yang telah masak sampai volumenya menjadi 400 ml lagi.
Minu, tiga kali sehari satu sendok makan (15 ml) sampai batuknya sembuh.
Baca Juga : Asap Kendaraan Bermesin Diesel Juga Bisa Menyebabkan Kanker Paru-paru
Selain itu, penderita bronkitis seyogianya menghindarkan diri dari segala sesuatu yang dapat menambah iritas terhadap selaput dinding dalam batang tenggorok.
Umpamanya, merokok atau tinggal di daerah kurang/tidak sehat, sehingga menghirup debu maupun asap atau gas dari lingkungan seperti itu.
Sebaliknya, ia dianjurkan untuk beristirahat cukup, menghirup udara segar, berjemur di bawah sinar matahari, serta mengonsumsi makanan bergizi tinggi untuk membangun pertahanan tubuh. (Drs. Djoko Hargono, Intisari September 2002)
Baca Juga : Sutopo Purwo Derita Kanker Paru-paru Stadium 4B, Begini 5 Gejala Umumnya