Pada bulan Januari 2008 EAD-CASA bahkan memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi CASA-212-200 ke PTDI sehingga proses pembelian dan perakitannya bisa berlangsung di PTDI.
Sejak CASA-212-200 diproduksi oleh PTDI semua intansi militer seperti TNI dan Polri telah mengoperasikan CASA-200 untuk berbagai operasi.
TNI AU yang mobilitasnya operasinya sangat tergantung oleh pesawat udara mulai mengoperasikan CASA-100/200 sebanyak sepuluh unit pada tahun 1985 dan berpangkalan di Skadron Udara IV, Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Salah satu keunggulan CASA-200 adalah kemampuan menanjak dalam waktu cepat, memiliki kapasitas angkut yang besar, dan fasilitas pintu belakang (ramp door) yang besar.
Berkat sejumlah kemampuan yang dimiliki itu, CASA-200 menjadi sangat efektif untuk operasi penerjunan udara, dropping logistik, dan operasi kemanusiaan lainnya.
Sukes operasional CASA di penerbangan militer ternyata membuat industri penerbangan komersial yang membuka jalur di daerah pelosok tertarik untuk membelinya.
Sejak tahun 1975 pun sejumlah perusahaan penerbangan swasta di berbagai negara mengoperasikan CASA-212 yang dikenal sebagai pesawat yang hemat, efektif, efesien.
Perusahaan penerbangan komersil Indonesia yang mengoperasikan CASA-212-200 antara lain Merpati Nusantara Airlines, Nusantara Buana Air, dan lainnya.
Sejumlah penerbangan swasta komersial (air charter) di AS bahkan masih mengoperasikan CASA-200 hingga saat ini.
Berdasarkan operasional CASA di berbagai negara maka ketika turunannya dikembangkan menjadi N-219 oleh LAPAN dan PT DI, dari sisi kemampuan dan teknologi dipastikan akan lebih canggih serta mumpuni.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR