Advertorial
Intisari-Online.com - Keberhasilan pesawat transpor N219 terbang perdana di Bandung, Jawa Barat (Rabu/16/8/2017), telah membuat Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bisa menarik nafas lega.
Sebagai lembaga yang mengusung nama “penerbangan” LAPAN hingga tahun 2010 bisa dikatakan seperti “macan ompong” karena belum memiliki kemampuan membuat pesawat terbang secara mandiri.
Hingga tahun 2010 LAPAN lebih dikenal sebagai lembaga yang cenderung mengurusi antariksa dan produk-produknya terbatas pada satelit dan roket.
Jika waktu itu LAPAN dibandingkan dengan lembaga antariksa AS, NASA, maka kondisinya bisa dikatakan sangat jomplang.
Pasalnya NASA telah memproduksi pesawat-pesawat ulang alik (shuttle space) sendiri untuk membawa satelit atau melakukan eksplorasi di angkasa luar.
Hingga saat ini NASA bahkan terus memproduksi beragam pesawat berteknologi tinggi, salah satunya adalah pesawat komersil yang bisa menembus antariksa dengan aman dan nyaman.
Mulai tahun 2011, oleh pemerintah LAPAN ditantang untuk bisa menjadi induk pengembangan teknologi pesawat terbang sekaligus bisa memproduksi pesawat terbang secara mandiri.
Dengan kemampuan itu maka dari sisi program kerja LAPAN akan menjadi lembaga yang “normal”.
LAPAN pun menyanggupi asal ada dana yang memadai dan diperbolehkan bekerja sama dengan PTDI.
Pemerintah pun tidak masalah asal pesawat yang kemudian diproduksi murni rancangan LAPAN dan PTDI lebih berperan sebagai supervisi.
(Baca juga: (Video) Bangga! Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa Sukses Lakukan Terbang Perdana, Ini 8 Keunggulannya!)
Ketika pada tahun 2104 rancangan N219 sudah jadi disertai kucuran dana maka proyek untuk memproduksi pesawat transpor berbaling-baling itu pun terus melaju dan akhirnya sukses terbang perdana serta siap diproduksi secara massal.
Tapi produksi pesawat transpor akan dijamin “survive” jika sudah ada pihak-pihak yang memesan untuk mengoperasikannya.
Paling tidak pemerintah RI telah berjanji mengoperasikan N219 untuk penerbangan antar propinsi dan Thailand yang memiliki karakter alam seperti Indonesia juga sudah menyatakan untuk memesannya.
Dengan para operator yang sudah jelas itu penerbangan perdana N219 pun menggambarkan masa depan cerah sekaligus senyum puas LAPAN-PTDI mengingat produksi N219 akan bersifat berkesinambungan dan bukan hanya sebagai pesawat yang berakhir sebagai pajangan saja.