Setelah itu, pemerintah membuat Undang-undang Vaksinasi 1853 dengan memerintahkan vaksinasi wajib untuk bayi berusia 3 bulan dan Undang-undang tahun 1867 memperpanjang pesyaratan usia sampai 14 tahun.
UU tersebut langsung mendapat perlawan dari warga yang menuntut hak untuk mengendalikan tubuh mereka dan anak-anak mereka sendiri.
Liga Anti-vaksinasi pun dibentuk sebagai tanggapan terhadap UU wajib tersebut. Kota Leicester merupakan kota khusus aktivitas anti-vaksin dan lokasi demonstrasi anti-vaksin.
Liga Anti-vaksinasi di Amerika Serikat
Tahun 1902, wabah cacar membesar di Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan kampanye vaksin dan aktivitas anti-vaksin terkait.
Dewan kesehatan kota Cambridge, Massachusetts, mengamanatkan semua penduduk kota untuk divaksinasi terhadap cacar.
(Baca juga: Dituduh Anti-Vaksin, Inilah Jawaban Oki Setiana Dewi)
Namun penduduk kota menolak vaksinasi dengan alasan bahwa UU tersebut melanggar haknya untuk merawat tubuh sendiri.
Bahkan pertarungan melawan UU vaksin wajib ini sampai maju ke Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Kontaminasi vaksin Difteri, Tetanus, dan Pertusis (DTP)
Pada pertengahan 1970-an, ada sebuah kontroversi internasional mengenai keamanan imunisasi DPT meluas di Eropa, Asia, Australia, dan Amerika Utara.
Di Inggris Raya, ada tanggapan atas laporan yang menuduh ada 36 anak-anak menderita kondisi neurologis setelah imunisasi DTP.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR