PBB memberi dua varietas pejibaye ke UPBP, masing-masing 100 biji. Varietas Costa Rica, yang batangnya berduri, dan varietas Amazon Hulu yang batangnya licin. Semuanya ditanam di kebun percobaan di daerah Pondokgedeh, Cibodas, dan Ciomas, Jawa Barat.
Pada umur 10 tahun, pejibaye di kebun percobaan itu tumbuh menjulang setinggi 13 - 20 m. Di sekitar batangnya tumbuh tanaman anakan, sehingga ibu dan anak membentuk rumpun.
Baca Juga : Ilmuwan Masukan Lebah ke Dalam Menu Makanan Bergizi
Anakan ini kalau sudah setinggi 50 cm dapat dipakai sebagai bibit. Cara pembibitan dengan anakan mirip dengan cara pembibitan kelapa sawit. Tetapi karena perbanyakan dengan anakan dinilai tidak memuaskan (apalagi dengan biji), UPBP memperbanyak pejibaye dengan kultur jaringan.
Selain bisa memperoleh bibit secara massal, keturunan yang diperoleh juga serupa banget dengan induknya.
Potensi luar biasa
Kegunaan pejibaye banyak sekali. Buahnya bisa dimanfaatkan sebagai pengganti jagung atau biji-bijian dalam ramuan pakan ternak ayam, kambing, dan sapi.
Kadar karbohidratnya lebih tinggi daripada jagung. Buah yang berwarna kuning (kalau muda) dan merah jingga (kalau sudah masak) kaya akan betakaroten, sumber provitamin A.
Baca Juga : Titi Qadarsih Meninggal Dunia, Makanan Sepele Ini Bisa Picu Kanker Usus
Bagi kita, umat manusia, buah pejibaye muda bisa disantap sebagai campuran salad atau asinan. Sedangkan yang sudah masak, kalau direbus atau digoreng, baunya mirip jagung rebus.
Rasanya hampir sama dengan talas bogor, tetapi lebih pulen dan manis. Dibandingkan dengan ubi jalar, singkong, dan sukun, buah pejibaye rebus lebih enak.
Oleh orang Indian Amerika Latin, pejibaye sudah lama dibudidayakan sebagai tanaman pangan. Soalnya, selain buahnya, biji dalam buah itu bisa dimakan karena rasanya mirip buah kelapa. Biji ini juga dijadikan sumber minyak nabati karena kadar minyaknya tinggi.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR