Madame de Pompadour malu kalau adiknya terus bernama Monsieur Poisson. Tadinya ia ingin raja memberi gelar marquis de Vaudieres pada adiknya itu.
Baca Juga : Letizia, Sang Ibunda Napoleon Bonaparte yang Ogah Tinggal di Istana
Lidah-lidah iseng lantas menyatakan bahwa sebaiknya M. Poisson ini diberi gelar "marquis d'avant-hier" saja. Bunyinya hampir sama tapi artinya "marquis kemarin dulu".
Madame Poisson yang menyiapkan puterinya untuk jadi kekasih raja sejak sang puteri masih kecil itu meninggal tidak lama setelah puterinya berhasil melaksanakan misi itu.
"Saya tidak ingin apa-apa lagi", katanya dengan puas sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir.
Semua kecuali satu
Raja yang tidak tekun melaksanakan tugas-tugas kenegaraan bertambah enggan mengurusi pekerjaan. Madame de Pompadour tahu cara yang lebih menarik untuk melewatkan waktu. Di sisinya raja yang terkenal pemalu itu bisa tampak bebas dan gembira.
Baca Juga : Napoleon: Memamerkan Kemegahan dan Kemewahan Termasuk Kewajiban Seorang Raja
Louis XV mempunyai kepribadian yang kompleks. Menurut istilah jaman sekarang, ia kurang berasimilasi dengan pria lain.
Tidak jarang terjadi "kecelakaan", artinya ada wanita-wanita yang hamil oleh raja sehingga harus diatur agar jangan sampai menyusahkan atau memalukan. Madame de Pompadour bukan tidak tahu, ia bahkan ikut mengatur supaya raja tidak dipermalukan.
Raja tidak pernah melihat seorangpun dari anak-anak ini, kecuali yang kelak menjadi Abbe (imam) de Bourbon, dari puteri seorang gadis keluarga Romans. Madame de Pompadour merasa terpukul. Ia pergi ke Bois de Boulogne untuk melihatnya.
Ibu si bayi mengangkat anaknya dengan bangga seperti mengangkat bendera dan memanggilnya "Monseigneur". Terjadilah percakapan antara dua wanita.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR