Namun saat itu sudah tidak ada jawaban dari menara ATC bandara Palu. Panggilan ke tower ATC Palu dilakukan beberapa kali, namun tetap tidak ada jawaban.
Rupanya, saat itu, tower ATC bandara Palu sudah roboh akibat guncangan gempa, namun hal itu belum disadari awak Batik Air ID6231.
Saat pesawat mencapai ketinggian antara 2.000-3.000 kaki, dan checklist setelah takeoff selesai dilakukan, Capt. Fella melihat gelombang-gelombang aneh di pesisir pantai Palu.
Ia pun mengaku sempat merekam video pendek gelombang tersebut. Namun masih belum sadar apa yang terjadi.
Baca juga: Landasan Pacu Bandara Palu Rusak 400 Meter
"Tahu ada gempa setelah ada info di radio," tulis Capt. Fella.
Akhirnya, semua kru penerbangan diberi tahu kalau mereka adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu, persis saat gempa terjadi.
Penelusuran KompasTekno dari situs Flightradar24, penerbangan Batik Air ID6231 pada 28 September, tinggal landas dan tertangkap radar pada pukul 18.17 WITA. Sementara gempa bumi yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitarnya, tercatat oleh BMKG pada pukul 18.02 WITA.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Pasca-Gempa, Bandara Sis Al Jufri, Palu Kembali Dibuka" dan di Kompas.com dengan judul "Cerita Pilot Batik Air yang Takeoff Saat Gempa Palu, Sebelum Tower Roboh".
Baca Juga : Gempa Donggala Sulteng: Data Terbaru BNPB Catat Ada 48 Orang Meninggal Dunia
Source | : | Kompas.com,tribunnew.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR