Perang dimulai pada 5 Juni 1967. Israel mengerahkan 275.000 tentara, 200 pesawat terbang, 1.100 tank. Arab yang terdiri atas Mesir, Suriah, dan Yordania mengerahkan 250.000 pasukan (di luar 50.000 pasukan di Yaman), 530 pesawat terbang, dan 1.500 tank.
Israel yang semula diduga lemah, ternyata kuat. Nasser mencoba memperluas wilayah pertentangan dengan menyebarkan isu bahwa AS, Prancis, dan Inggris mendukung Israel. Akibatnya, kedutaan dan pelbagai kepentingan ketiga negara itu di Timur Tengah menjadi sasaran kemarahan.
Pengapalan minyak ke Eropa dihambat. Padahal sebelum perang, Prancis telah mengembargo persenjataan Israel, dan AS menolak permintaan negara itu untuk memperkuat angkatan bersenjatanya.
Arab terpukul. Dalam catatan Benny Morris (Righteous Victims, 1999) dan Michael Oren (Six Days of War, 2002), Israel berhasil merebut 42.000 mil persegi wilayah Arab. Korban meninggal yang mereka derita 679 orang dan 2.563 orang luka-luka, sementara 21.000 tentara Arab meninggal dan 45.000 luka-luka.
Baca Juga : Arkeolog Berhasil Temukan Sarkofagus Hitam di Kota Alexandria Mesir
Arab kehilangan 450-an pesawat tempur, 320 tank, 480 pucuk senjata, dan 10.000 kendaraan perang. Belum lagi rusaknya prasarana semacam bandara dan pelabuhan. Antara 175.000 - 250.000 warga Palestina di Tepi Barat dipaksa mengungsi ke Yordania atau tercerai-berai ke banyak negara.
Perang berakhir pada 10 Juni 1967 setelah sebelumnya Raja Hussein dari Yordania menyatakan gencatan senjata. Suriah di bawah Presiden Ahmad al-Khatib pun sependapat.
Nasser terpuruk. Pada 9 Juni ia berpidato di radio, menyatakan mundur dari jabatan presiden, menunjuk Wapres Zakaria Mohieddin sebagai penggantinya. Tapi rakyat turun ke jalan buat mendukungnya.
"Kita harus terus perang!" teriak mereka, seperti tak menyadari kekalahan. Sekali lagi Nasser harus memimpin peperangan (War of Attrition, 1969-1970).
Tanggal 28 September 1970, Gamal Abdul Nasser meninggal karena serangan jantung. Usianya 52 tahun.
Mesir dan dunia Arab menangis. Prosesi pemakaman pada 1 Oktober 1970 diikuti oleh tak kurang dari tujuh juta orang, membentuk arak-arakan manusia sepanjang 10 km yang diiringi sejumlah jet MIG-21 yang terbang di atasnya.
lni salah satu peristiwa terbesar sepanjang sejarah Mesir. Nasser, tokoh besar itu, memang terlalu cepat pergi.
Baca Juga : Sebelum Putri Diana Memakai Gaun Telanjang Bahu Sebelah Bangsawan Mesir Kuno Sudah Mengenakannya
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR