Intisari-Online.com - Seorang prajurit TNI yang sedang mengoperasikan senjata mulai dari senjata genggam (pistol), senjata laras panjang, meriam, dan lainnya memiliki risiko senjatanya macet atau malah pelurunya meledak di tempat.
Kemungkinan peluru macet karena tidak meledak merupakan hal biasa yang dialami para prajurit TNI sewaktu sedang latihan menembak.
(Baca juga: Latihan Tembak Meriam di Natuna, 4 Anggota TNI Tewas dan 8 Orang Terluka)
Biasanya peluru yang macet langsung dikeluarkan dari kamar peluru dan senjata pun berfungsi secara normal.
Tapi peluru yang tidak melesat ketika picu ditarik dan meledak di tempat sangat jarang terjadi.
Namun dari ratusan ribu peluru atau bahkan jutaan peluru yang diproduksi untuk senjata genggam, laras panjang, meriam, dan lainnya selalu saja ada yang tidak beres serta bisa meledak di tempat.
(Baca juga: Prinsip Zero Accident dan Daftar ‘Kecelakaan’ saat Latihan yang Merenggut Nyawa Prajurit TNI)
Yang jelas ketika peluru meledak di tempat akibatnya bisa fatal karena yang terkena serpihan atau pecahan peluru tubuh bagian atas.
Misalnya jika peluru pistol atau laras panjang meledak di tempat yang terkena pecahan peluru adalah bagian kepala.
Seorang penembak sebenarnya dilengkapi kaca mata khusus dan peredam suara yang dipasang di telinga.
Tujuan memakai kaca mata adalah untuk menghindari lompatan lonsong peluru yang cukup berbahaya bagi mata.
Sedangkan alat peredam suara adalah untuk mencegah suara ledakan peluru yang bisa berbahaya bagi gendang telinga.
(Baca juga: Baik dalam Latihan Maupun Peperangan Sesungguhnya, Risiko Gugur Seorang Tentara Tak Ada Bedanya)
Jika longsong peluru saja berbahaya bagi petembak apalagi peluru meriam altileri penangkis serangan udara yang “macet” dan malah meledak di tempat.
Peluru meriam altileri seharusnya digunakan untuk menghancurkan sasaran berat seperti pesawat tempur.
Maka bisa dibayangkan akibatnya jika peluru meriam itu setelah keluar moncong justru jatuh di sekitar para prajurit operator meriam dan meledak.
Manusia memang bukan mahluk yang mampu menahan serpihan yang berasal dari peluru meriam yang meledak.
Pasalnya pecahan atau serpihan peluru pistol saja sudah berakibat fatal.