Intisari-Online.com - Pada 12 September 1897, di wilayah Tirah (modern: Pakistan), ada 10.000 pasukan Pashtun yang menyerang kota Saragarhi pada sekitar pukul 9 pagi.
Sementara itu, di Saragarhi sendiri hanya ada 21 prajurit dari resimen Sikh ke-36 yang tersisa.
Mereka hanya memiliki dua pilihan, yakni untuk mundur atau menghadapinya.
Mengejutkan, pasukan Sikh yang dipimpin oleh Havildar Ishar Singh ternyata memilih untuk bertempur.
Baca Juga: Kurs Ringgit Juga Anjlok, Ekonomi Malaysia Melemah, Ekonomi Indonesia Kok Malah Tumbuh Pesat?
Pagi itu, Havildar Ishar Singh memosisikan diri di menara arloji pos Saragarhi.
Ketika dia mengintip melalui teropongnya, dia melihat pasukan dalam jumlah besar yang mulai datang mendekati.
Dia segera mengirim sinyal ke petugas komandan Letnan Kolonel Haughton, yang ditempatkan di Fort Lockhart, menggunakan heliografinya.
Sinyal itu juga sekaligus menyatakan bahwa pos membutuhkan pasukan tambahan untuk penguatan namun sudah terlambat.
Sepuluh ribu pasukan Pashtun sudah terlalu dekat dan keputusan untuk menghadapi mereka sudah bulat.
Pasukan Sikh membentuk dua garis sejajar, satu baris dalam posisi tembak jongkok, dan yang lainnya berdiri.
Mereka menunggu perintah Havildar Ishar Singh untuk melepaskan tembakan.
Source | : | The Vintage News |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR