Advertorial
Intisari-online.com - Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Peribahasa yang sudah kita kenal sejak kecil itu ternyata bisa diaplikasikan ke soal bisnis.
Jika Anda sedang berpikir untuk terjun ke agribisnis, cobalah melakukan kreasi yang memadukan beberapa bisnis namun saling mendukung sehingga diperoleh bisnis yang teguh.
Seperti yang dilakukan oleh Mohammad Jusuf Randi ini.
Mahasiswa Pascasarjana Magister Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ini memadukan kangkung dan lele dalam sebuah kesatuan yang saling mendukung.
Baca juga: Gaji Rp84 juta/Bulan Tapi Tak Bisa Kaya, Begitulah Fakta Rakyat Swiss
Ia menanam kangkung secara hidroponik dengan air kolam lele sebagai sumber nutrisi.
Di lahan seluas 700 m2 ia membuat rumah plastik untuk kangkung hidroponik dan beberapa kolam.
Tak hanya kolam budi daya tapi ada kolam kultur, kolam pengkayaan nutrisi, dan kolam berisi Azolla microphylla.
Instalasi kolam itu untuk menjamin ketersediaan pakan alami lele dan nutrisi organik untuk kangkung.
Baca juga:Jadi Makanan Populer di Indonesia, Kangkung Justru Terlarang di Amerika
Dipilihnya kangkung dan lele karena kedua komoditas itu pasarnya masih terbuka lebar. Konsumen kangkung melebar dari lapisan bawah sampai atas.
Sedangkan lele termasuk jenis ikan air tawar yang sangat diminati orang.
Selain itu lele termasuk jenis ikan yang kuat, mudah dipelihara, cepat berkembang, dan peluang pasarnya luas.
Tentu Randi tak langsung sukses dengan kreasinya itu.
Baca juga:Ciri-ciri Tahi Lalat Pembawa Berkat
Awalnya ia membuat sistem resirkulasi air dengan membuat rak hidroponik di atas kolam lele.
Namun teknik ini menimbulkan kerugian cukup besar.
Tingkat kematian lele saat panen mencapai 60 - 70 persen.
Kemudian ia mencoba membuat rumah plastik untuk kangkung hidroponik dan kolam lele di luarnya.
Baca juga:Rutin Makan 6 Siung Bawang Putih Panggang Setiap Hari, Inilah yang Akan Terjadi Pada Anda!
Di dalam rumah plastik terdapat kolam-kolam kecil yang berisi air dari kolam budidaya.
Air itulah yang digunakan untuk mengisi rak-rak hidroponik berisi kangkung.
Teknik yang tadinya menggunakan sistem nutrient film technology (NFT) pun diganti dengan teknik rakit apung.
Di bagian atas rak-rak hidroponik diletakkan styrofoam yang dilubangi.
Akar bibit kangkung dibungkus kapuk lalu dimasukkan ke lubang-lubang itu.
Teknik ini bisa memotong biaya produksi dan hasil panenan bagus.
Sebuah ide yang bisa menimbulkan inspirasi untuk dikembangkan.
Baca juga:Heroik, Bocah Ini Selamatkan Upacara Pengibaran Bendera Setelah Nekat Panjat Tiang Bendera