Mengapa Nusantara Menjadi Wilayah yang Penting dan Menjadi Tujuan Para Pedagang Dunia dari Ribuan Tahun yang Lalu?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini tentang mengapa Nusantara menjadi wilayah yang penting dan menjadi tujuan para pedagang dunia dari ribuan tahun yang lalu. Semoga bermanfaat (Flickr)
Artikel ini tentang mengapa Nusantara menjadi wilayah yang penting dan menjadi tujuan para pedagang dunia dari ribuan tahun yang lalu. Semoga bermanfaat (Flickr)

Artikel ini tentang mengapa Nusantara menjadi wilayah yang penting dan menjadi tujuan para pedagang dunia dari ribuan tahun yang lalu. Semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Berbicara tentang jalur perdagangan dunia di masa lampau, tak afdal bila tidak memasukkan Indonesia di dalamnya. Lalu mengapa Nusantara menjadi wilayah yang penting dan menjadi tujuan para pedagang dunia dari ribuan tahun yang lalu?

Menurut beberapa sumber, Indonesia sudah menjalin hubungan dagang dengan negeri-negeri di luar Nusantara sejak abad ke-2. Selain barang dagangan, para pendatang itu membawa serta budaya mereka.

Agama termasuk di dalamnya.

Baca Juga: Secara Geografis Indonesia Diuntungkan karena Menjadi Laur Perdagangan Internasional, namun...

Kembali ke pertanyaan awal, mengapa Nusantara menjadi tujuan para pedagang dunia di masa lalu? Menurut bukuThe Silk Roads: Highways of Culture and Commerce (2000) karya Vadime Elisseeff, sejak abad ke-5 Indonesia sudah dilintasi jalur perdagangan laut antara India dan China.

Jalur perniagaan dan pelayaran yang melalui laut ini, dimulai dari China menuju Kalkuta, India. Di mana jalur tersebut melalui Laut China Selatan kemudian Selat Malaka.

Setelah sampai India kemudian berlanjut ke Teluk Persia melalui Suriah. Jalur perdagangan berlanjut ke Laut Tengah melalui Laut Merah sampai ke Mesir menuju Laut Tengah hingga sampai di Eropa.

Indonesia, melalui Selat Malaka terlibat perdagangan dalam hal rempah-rempah. Posisi Indonesia cukup strategis dan memiliki sumber daya alam yang berlimpah.

Hal itulah yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting pada jalur perdagangan Timur Tengah dan semenanjung Arab dengan Selat Malaka.

Kepentingan ekonomi

Pusat-pusat integrasi Nusantara berawal dari penguasaan laut. Sehingga terjadi beberapa hal, yaitu:

- Pertumbuhan jalur perdagangan yang melewati lokasi strategis di pinggir pantai.

- Muncul pengendalian politik dan militer para raja-raja dalam menguasai jalur utama dan pusat perdagangan di Indonesia.

Jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara ditentukan oleh kepentingan ekonomi. Perkembangan rute perdagangan juga berbeda-beda, yang ditentukan pada masa sebagai berikut:

- Masa prakarsa hegemoni, pada masa tersebut budaya yang datang dari Austronesia di Asia Tenggara Daratan.

- Masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara, China di bagian utara dan India di bagian barat daya menjadi dua negara superpower.

Adanya peralihan rute membawa dampak positif bagi Nusantara. Secara langsung Indonesia terhubung ke dalam jaringan perdagangan dunia saat itu. Selat Malaka menjadi pintu gerbang yang menghubungan pedagang-pedagang China dan India.

Jalur Sutra

Sebagai pintu gerbang, Selat Malaka merupakan kawasan yang cukup penting bagi pelayaran dan perdagangan, terlebih bandar-bandar di sekitar Samudera Indonesia dan Teluk Persia. Selat Malaka menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dengan China di sebelah timur laut Nusantara.

Jalur tersebut diberi nama "jalur sutra" sejak abad pertama Masehi hingga abad ke-16 Masehi. Penamaan jalur tersebut karena China membawa komoditas sutera cukup banyak untuk dijual di wilayah lain.

Ramainya rute pelayaran mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur Selat Malaka, yaitu Samudra Pasai, Malaka, dan Sumatera Utara (dulunya Kota China). Kondisi masyarakat di sepanjang Selat Malaka mulai sejahtera dan terbuka dalam berbagai hal, di antaranya sosial ekonomi dan pengaruh budaya luar.

Kekuatan politik di Nusantara

Jaringan Nusantara juga terpengaruh dari kekuatan politik saat itu. Selama masa Hindu-Buddha, jaringan perdagangan dan budaya antar bangsa dan penduduk di pulau Indonesia juga tumbuh pesat.

Hal ini karena terhubung oleh jaringan Laut Jawa hingga Kepulauan Maluku. Secara tidak langsung integrasi juga terjadi dengan jaringan ekonomi dunia. Komoditas penting yang menjadi barang dagang pada saat itu adalah kayu manis, cengkeh, dan pala.

Pertumbuhan jaringan dagang internasional dan antar pulau melahirkan kekuatan politik di Nusantara. Kekuatan politik tersebut berada di:

- Pantai timur melayu yang sekarang menjadi Jambi di muara Sungai Batanghari.

- Di Pulau Jawa yang terkenal dengan Kerajaan Sriwijaya. Terdapat tiga kerajaan besar, yaitu Tarumanegara (Jawa bagian barat), Kalingga (Jawa bagian tengah), dan Singasari serta Majapahit (Jawa bagian timur).

Kerajaan besar Nusantara yang memiliki kekuatan terhubung secara politik. Artinya kerajaan yang besar dan kuat akan menguasai wilayah-wilayah yang luas di Nusantara. Kemudian mampu mengontrol politik wilayah sekitarnya.

Hubungan kerajaan adigdaya di Nusantara dengan kerajaan dibawahnya hanya berlangsung dalam bentuk hubungan hak dan kewajiban yang saling menguntungkan.

Keuntungan yang diperoleh dari kerajaan besar antara lain berupa pengakuan simbolik seperti kesetiaan dan pembayaran upeti berupa barang yang digunakan kerajaan dan untuk diperdagangkan skala internasional.

Keuntungan kerajaan kecil adalah perlindungan dan rasa aman, sekaligus kebanggaan atas hubungan tersebut.

Jika kerajaan besar sudah tidak bisa memberikan rasa aman, kebanyakan kerajaan kecil akan melakukan pembangkangan dan berpindah ke kerajaan yang lainnya. Hubungan tersebut semakin mengukuhkan Nusantara sebagai negara kepulauan yang dipersatukan oleh kekuatan politi dan dagang.

Begitulahmengapa Nusantara menjadi wilayah yang penting dan menjadi tujuan para pedagang dunia dari ribuan tahun yang lalu. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Setelah Malaka Jatuh ke Tangan Portugis 1511 M Ini Dampak Pergeseran Jalur Perdagangan Laut

Artikel Terkait