Intisari-Online.com – Perhatian! Perhatian! Toetoep Moeloet, Boeka Mata, Awas! Awas! Agressie Provokasie Spoor. (Perhatian! Perhatian! Tutup Mulut, Buka Mata, Awas! Awas! Jalur Agresi Provokasi - Red.)
Bamboe Roentjing Siaaap Mengoesir Pendjadjah! (Bambu Runcing Siap Mengusir Penjajah! - Red.)
Kata-kata tersebut di atas bukan berasal dari sebuah papan pengumuman, tetapi tertulis di selembar kertas sederhana yang sampai sekarang masih tersimpan di Arsip Nasional RI.
Mari kita simak tulisan Monalohanda, yang ketika itu Kepala Bidang Perluasan Koleksi Kearsipan, Arsip Nasional, seperti pernah dimua di Majalah Intisari edisi Agusus 1989.
Baca juga: Potret Perjuangan Pasukan Oranye: Berjibaku Dengan Sampah, Demi Kali Jakarta yang Indah
--
Kertas itu merupakan sebagian dari poster dan pamflet perjuangan yang muncul antara tahun 1945 - 1950.
Di masa revolusi fisik, kata-kata itu merupakan seruan untuk membakar semangat juang. Bangsa Indonesia waktu itu harus bertempur mati-matian, mengerahkan segala daya dan upaya untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Poster dan pamflet itu berperan untuk menggugah kesadaran segenap lapisan bangsa Indonesia, betapa berat perjuangan negara waktu itu.
Kertas merang
Sesuai dengan keadaan yang serba susah pada waktu itu, poster dan pamflet perjuangan itu sangat sederhana. Sebagian besar dibuat di atas kertas merang yang mudah robek dan berwarna kekuning-kuningan.
Sebagai tinta digunakan arak yang ditumbuk halus, dan dikentalkan dengan sedikit air. Warnanya terbatas antara hitam-putih, terkadang ada warna merah.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR