Advertorial

Teknisi Curi Pesawat, Militer AS Siaga Aksi Terorisme, Tapi Penduduk Malah Menganggapnya Sebagai Air Show

Agustinus Winardi
Agustinus Winardi
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Tapi tindakan tegas itu masih bisa ditoleransi jika penerbangan pesawat menjauhi pemukiman penduduk, pelepasan rudal masih bisa ditunda.
Tapi tindakan tegas itu masih bisa ditoleransi jika penerbangan pesawat menjauhi pemukiman penduduk, pelepasan rudal masih bisa ditunda.

Intisari-Online.com - Publik AS baru saja digemparkan aksi pencurian pesawat penumpang oleh seorang teknisinya (ground crew) di bandara Tacona International Airport, Seattle, Jumat (10/8/2018).

Pencurian pesawat jenis Bombardier Q-400 bermesin kembar turboprop (baling-baling) milik maskapai Horizon Air yang kemudian diterbangkan oleh Richard Russel (29) itu, langsung memicu kewaspadaan tertinggi militer AS dan FBI karena berpotensi menjadi aksi terorisme.

Militer AS sendiri segera bereakasi cepat dengan menerbangkan 2 jet tempur F-15 bersenjata lengkap dan bertugas ‘mengawal’ Bombardier Q-400 yang kelihatan tidak terbang stabil dan tanpa ada seorang penumpang pun di dalamnya.

Baca juga:Jadi Korban Pelecehan Seksual Hingga Dibunuh, Inilah 4 Kasus Wanita Cantik yang Hilang di Luar Negeri

Sejak AS mendapat serangan teroris melalui udara pada 11 September 2001, militer AS sudah mengeluarkan prosedur tetap bahwa setiap penerbangan pesawat sipil yang membahayakan keamanan nasional akan langsung ditembak jatuh oleh pesawat tempur.

Dua jet tempur F-15 memang sudah diperintahkan untuk melumpuhkan Bombardier Q-400 yang sedang diterbangkan Russel dan diidentifikasikan sebagai karyawan resmi Horizon Air.

Tapi tindakan tegas itu masih bisa ditoleransi jika penerbangan pesawat menjauhi pemukiman penduduk, pelepasan rudal masih bisa ditunda.

Pesawat Bombardier Q-400 memang terbang menjauhi pemukiman sehingga dua F-15 belum bereaksi keras.

Namun meski Russel hanya dikenal sebagai teknisi pesawat dan sesuai catatan polisi belum pernah melakukan tindakan kriminal, saat menerbangkan Bombardier Q-400, ia sempat melakukan sejumlah manuver ekstrem sehingga warga Satlle mengira sedang berangsung Air Show.

Kemampuan Russel sampai bisa menerbangkan pesawat secara ektrem itu jelas menunjukkan bahwa pria yang sedang mengaku ‘bangkrut dan frustasi’ itu pernah berlatih menerbangkan pesawat.

Petugas menara kontrol (ATC) Seattle sempat berkomunikasi dengan Russel dan menyarankan agar Russel mendaratkan pesawat di lapangan udara terdekat (air strip).

Baca juga:(Video) Aksi Dramatis Pilot F-15 Eagle Israel Mendaratkan Jet dengan Satu Sayap Usai Tabrakan

Namun Russel menolak dan setelah melaksanakan menuver jungkir balik dan terbang rendah di atas laut dekat pulau Ketron Island, asap tampak mengepul sebagai pertanda jatuhnya Bombardier Q-400.

Ketika Bombardier jatuh dan menewaskan Russel, kedua jet tempur F-15 kemudian melesat pergi dan para pilotnya melaporkan tidak melepaskan rudal sama sekali.

Ketron Island dikenal sebagai pulau berhutan yang masih jarang ditinggali warga dan jatuhnya Bombardier tidak menimbulkan korban jiwa di darat.

Atas aksi pencurian pesawat oleh teknisinya sendiri itu, pihak Horizon Air masih kebingungan mengingat Russel hanya dikenal sebagai teknisi dan ketika sedang bekerja juga memakai seragam perusahaan.

Apalagi Russel beraksi sendirian, sementara untuk menerbangkan Bombardier Q-400 dibutuhkan minimal pilot dan kopilot, petugas towing untuk menderek pesawat ke landasan pacu, serta panduan dari menara kontrol (ATC).

Publik AS sendiri sudah melontarkan kecamannya atas sistem keselamatan penerbangan yang lagi-lagi kebobolan pasca serangan teror udara 11-September 2001.

Presiden AS Donald Trump sesuai diberitakan edition.cnn.com, Minggu (12/8/2018) langsung mengadakan pertemuan khusus (brifing) terkait aksi pencurian pesawat oleh Russel dan memerintahkan penyelidikan secara tuntas.

Baca juga:Ketika Kapal Perang AS Merontokkan Pesawat Komersil Iran yang Berisi 290 Orang Akibat Kesalahan Radar dan Kecerobohan Awak Kapal

Artikel Terkait