Intisari-Online.com - The Wall Street Journal baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel bahwa banyak orang di dunia ini yang mengenakan jam tangan yang rusak karena jam tangan tersebut adalah perhiasan, bukan alat pengukur waktu.
Penulis artikel, Jacob Gallagher mengatakan bahwa dengan adanya smartphone yang selalu melekat di tangan kita dan fitur jam di dalamnya, jam tangan tradisional tak lagi sepenting dulu.
Setiap pencatat waktu digital, seperti pada ponsel akan membuat pengaturan waktu jadi lebih baik daripada jam mekanis.
Lalu, jika jam pada ponsel lebih praktis, mengapa banyak orang masih memakai jam tangan meskipun rusak?
Baca Juga: Saat Berkunjung Ke Indonesia, CEO Xiaomi Sempat Bocorkan 'Rahasia' Mengapa Ponselnya Dijual Murah
Baca Juga: Inilah 7 Ide Rak Buku Unik untuk Membuat Koleksi Buku Tetap Rapi dan Rumah Jadi Indah
Hamilton Powell, CEO dari Crown & Calibre mengatakan, "Ketika saya memeriksa waktu, separuh waktu saya melihat iPhone saya.
Powell menambahkan, "Jika arloji adalah alat pencatat waktu yang murni, itu telah digantikan beberapa tahun yang lalu."
Meskipun penjualan smartphone yang selalu dilengkapi jam semakin meningkat, namun penjualan arloji seperti Marloe dan Daniel Wellington tetap ada sepanjang waktu.
Bahkan ekspor arloji Swiss kembali naik dan penjualan di pasar gelap juga menunjukkan peningkatan kembali.
Baca Juga: Modal Nekat, Pilot ‘Nganggur’ Ini Sukses Jadi Penerbang Pesawat Tempur Pertama di Indonesia
Powell mengatakan jam tangan yang sederhana mewakili sesuatu yang dapat dilakukan manusia melalui penempaan baja, emas dan logam mulia sebagai bahan dasar pembuatannya.
Powell mengatakan sesuatu yang sederhana seperti memutar jam mekanis setiap pagi menawarkan momen ketenangan.
Source | : | Business Insider,independent |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR