Lakukanlah di tempat yang Anda yakin petugasnya terampil dan ada waktu untuk menjelaskan efek sampingnya.
Jika memungkinkan tanyakan bagaimana cara menghubungi ahli tenaga medis seperti dokter jika terjadi sesuatu.
3. Pilihan rumah sakit
Bila dilakukan di rumah sakit, sebaiknya pilihlah rumah sakit yang memiliki ruang tunggu berbeda antara ruang tunggu yang melayani imunisasi bayi sehat dan ruang tunggu yang melayani bayi yag sedang sakit.
4. Tanyakan kualitas vaksin
Yakinlah bahwa vaksin yang akan digunakan masih baik. Jangan malu atau segan mempertanyakan cara penyimpanan dan batas kedaluwarsa vaksin. Perhatikan juga apakah obat dipakai masih baru dibuka atau sudah sisa dari imunisasi hari-hari sebelumnya.
5. Tetap perhatikan kondisi anak
Selama seminggu setelah imunisasi, Anda harus tetap waspada dengan berbagai gejala efek samping yang telah dijelaskan oleh petugas.
Bila keluhan tidak teratasi, segera ke gawat darurat rumah sakit terdekat atau yang disarankan dokter yang menjadi pengawas imunisasi tersebut.
Bagaimana jika Anda memutuskan untuk tidak melakukan vaksinasi?
Memutuskan anak diimunisasi atau tidak, sebenarnya itu adalah pilihan.
Namun, setiap orangtua harus sadar bahwa imunisasi yang dilakukan dengan cara yang baik dan kandungan yang baik sangat berguna mengurangi risiko penyakit-penyakit berbahaya.
Anda perlu ingat juga, memberikan perlindungan kesehatan yang terbaik merupakan hak anak dan kewajiban orangtua. (Kompas.com/Wisnubrata/ Trinilo Umardini)
(Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.com dengan judul “Benarkah Imunisasi MR Sebabkan Kelumpuhan, Berikut Fakta Ilmiahnya”)
Baca juga: 4 Hal Buruk yang Biasanya Terjadi Setelah Anda Membeli Ponsel Xiaomi Bergaransi Distributor
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR