Advertorial

Imunisasi MR: 5 Hal yang Harus Dipertimbangkan Orangtua Sebelum Putuskan Lakukan Imunisasi

Moh. Habib Asyhad
Mentari DP
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Imunisasi MR (campak/measles dan rubella) digunakan untuk perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella.
Imunisasi MR (campak/measles dan rubella) digunakan untuk perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella.

Intisari-Online.com – Tahun 2017 lalu, ada ‘keributan’ soal imunisasi MR.

Saat itu, masalah muncul ketika seorang siswi SMP dikabarkan mengalami kelumpuhan usai menerima imunisasi MR.

Akibatnya ada orangtua yang jadi ragu untuk memberikan imunisasi MR bagi anak mereka.

Informasi yang tidak memadai dan penyebaran berita palsu semakin menambah keraguan manfaat imunisasi, yang juga dikenal dengan istilah vaksin.

Baca juga:Jarang ke Dapur, Banyak Anggota Kerajaan Lupa Letak Dapur, Lain Ceritanya dengan Putri Diana

Padahal mulai bulan ini, diberitakan Indonesia secara serentak akan menggelar kampanye MR.

Imunisasi MR adalah kombinasi vaksin campak atau measles (M) dan rubella (R). Imunisasi ini digunakan untuk perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella.

Campak dan rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus.

Anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan rubella atau yang belum pernah mengalami penyakit ini berisiko tinggi tertular.

Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Dan imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak dan rubella.

Satu vaksin MR diketahui bisa mencegah dua penyakit sekaligus.

Sebenarnya hal yang wajar jika Anda mengkhawatirkan efek samping vaksin setelah melakukan imunisasi.

Menurut National Health Service, semua vaksin memang berpotensi menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Namun efek samping ini cenderung ringan dan tidak berlangsung lama.

Baca juga:Akan Ada Gelombang Setinggi 4-6 Meter Menerjang Indonesia, Ini Wilayah yang Patut Diwaspadai Menurut BMKG

Selain itu, tidak semua orang akan mengalami efek samping ini.

Efek samping yang biasa terjadi setelah melakukan vaksinasi antara lain:

1. Reaksi suntikan seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan (ruam pada kulit) 2. Demam ringan 3. Gemetar 4. Lemas 5. Sakit kepala 6. Nyeri sendi dan otot

Sedangkan efek samping yang sangat langka adalah reaksi alergi langsung, atau yang dikenal sebagai syok anafilaksis.

Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong berat karena dapat mengancam nyawa orang yang memiliki alergi ini.

Reaksi alergi ini dapat berkembang dengan cepat. Namun hal ini sangat jarang terjadi, kurang dari satu di antara satu juta kasus.

Apa yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan melakukan imunisasi?

1. Pastikan anak sehat

Ketika ingin melakukan imunisasi, anak harus dalam kondisi sehat, tidak sedang batuk-pilek atau diare atau rewel karena merasa tidak nyaman.

Baca juga:Mengintip Kota Kuala Kencana Milik PT Freeport di Papua: Modern, Canggih, dan Bersih!

2. Pentingnya memilih tempat

Lakukanlah di tempat yang Anda yakin petugasnya terampil dan ada waktu untuk menjelaskan efek sampingnya.

Jika memungkinkan tanyakan bagaimana cara menghubungi ahli tenaga medis seperti dokter jika terjadi sesuatu.

3. Pilihan rumah sakit

Bila dilakukan di rumah sakit, sebaiknya pilihlah rumah sakit yang memiliki ruang tunggu berbeda antara ruang tunggu yang melayani imunisasi bayi sehat dan ruang tunggu yang melayani bayi yag sedang sakit.

4. Tanyakan kualitas vaksin

Yakinlah bahwa vaksin yang akan digunakan masih baik. Jangan malu atau segan mempertanyakan cara penyimpanan dan batas kedaluwarsa vaksin. Perhatikan juga apakah obat dipakai masih baru dibuka atau sudah sisa dari imunisasi hari-hari sebelumnya.

5. Tetap perhatikan kondisi anak

Selama seminggu setelah imunisasi, Anda harus tetap waspada dengan berbagai gejala efek samping yang telah dijelaskan oleh petugas.

Bila keluhan tidak teratasi, segera ke gawat darurat rumah sakit terdekat atau yang disarankan dokter yang menjadi pengawas imunisasi tersebut.

Bagaimana jika Anda memutuskan untuk tidak melakukan vaksinasi?

Memutuskan anak diimunisasi atau tidak, sebenarnya itu adalah pilihan.

Namun, setiap orangtua harus sadar bahwa imunisasi yang dilakukan dengan cara yang baik dan kandungan yang baik sangat berguna mengurangi risiko penyakit-penyakit berbahaya.

Anda perlu ingat juga, memberikan perlindungan kesehatan yang terbaik merupakan hak anak dan kewajiban orangtua.(Kompas.com/Wisnubrata/ Trinilo Umardini)

(Artikel ini telah tayang ditribunkaltim.comdengan judul “Benarkah Imunisasi MR Sebabkan Kelumpuhan, Berikut Fakta Ilmiahnya”)

Baca juga:4 Hal Buruk yang Biasanya Terjadi Setelah Anda Membeli Ponsel Xiaomi Bergaransi Distributor

Artikel Terkait