Advertorial
Intisari-Online.com -Pada tahun 1979 pemerintahan Monarki Iran tumbang akibat revolusi Islam Iran yang dilancarkan oleh para pengikut Ayatullah Khomeini.
Khomeini yang kemudian menjadi pemimpin negara Revolusi Islam Iran, selain berhasil mendepak sistem monarki Iran juga sukses mendepak AS yang sebelumnya menjadi pendukung utama monarki Iran.
Kedutaan Besar AS di Iran bahkan dikuasai oleh mahasiswa dan para penghuninya disandera.
Tapi berkat negosiasi yang dilakukan AS, para sandera kemudian dibebaskan dengan imbalan tertentu.
Yakni, pemerintahan Revolusi Islam Iran bisa mendapatkan suku cadang jet-jet tempur buatan AS yang sebelumnya telah dibeli oleh pemerintah monarki Iran.
Dengan tambahan suku cadang itu maka usia pakai jet-jet tempur Iran buatan AS seperti F-14 Tomcat dan F-4 Phantom bisa diperpanjang.
Semasa pemerintahan monarki, AU Iran telah membeli sekitar 80 unit jet tempur F-14 Tomcat dan 32 jet tempur F-4 Phantom lengkap dengan semua senjata dan suku cadangnya.
Jadi meskipun Iran dan AS saling membekukan kedutaaan besarnya masing-masing pasca Revolusi Islam Iran dan hingga kini hubungannya malah makin tegang, jet-jet tempur Iran produk AS masih terjamin suku cadangnya.
Baca juga:Sayad -2, Senapan Sniper Hamas Buatan Iran yang Paling Ditakuti Pasukan Israel di Jalur Gaza
Namun AU Iran juga mengambil langkah cerdik dengancara mengerahkan para teknisi jet-jet tempur yang telah digembleng oleh para teknisi jet tempur Rusia.
Mereka berusaha keras membuat suku cadang dengan cara meniru komponen-komponen yang dimiliki baik jet tempur F-14 maupun F-4, dan ternyata berhasil gemilang.
Tidak hanya suku cadang yang kemudian bisa diproduksi massal oleh para teknisi jet tempur AU Iran, persenjataan kedua jet tempur juga bisa dproduksi oleh Iran dengan cara menyonteknya.
Keberhasilan Iran untuk memperpanjang usia operasional jet-jet tempur F-14 dan F-4 bahkan menjadi semacam ‘kemenangan’ Iran atas AS.
Baca juga:Sering Dianggap Mitos, 'Naga' Ini Ditemukan di China dalam Bentuk Fosil
Dalam konflik di Suriah jet-jet tempur F-14 Iran juga kerap mengawal pesawat-pesawat pembom Rusia yang sedang terbang menuju salah satu pangkalan rahasia di Suriah.
Militer Iran bahkan menyatakan jet-jet tempur F-14 dan F-4-nya sudah siap digunakan untuk menghadapi jet-jet tempur AS seperti F-22 Raptor jika suatu saat pecah perang antara AS-Iran.
Militer AS sendiri sebenarnya sudah merasa jengah dengan sepak terjang Iran yang selalu memamerkan jet-jet tempur ‘rampasannya’ itu.
Tapi AS masih memilih diam karena memicu perang dengan Iran pasti akan melibatkan Rusia.
Baca juga:Menjadi Bagian Ritual Pengorbanan Suku Inca, 2 Mumi Gadis Ini Ditemukan Kenakan Gaun Beracun