Sanggurdi menambah kestabilan penunggang kuda pasukan Mongol sekaligus menyempurnakan seni memanah.
Sangat bagus bagi pemanah yang menyerang musuh sembari mengendarai kuda secara mundur.
Manuver, atau langkah mundur itu juga memungkinkan mereka untuk tetap berada di luar jangkauan musuh.
Marco Polo, penjelajah Italia, sendiri menyaksikan orang-orang Mongol dalam pertempuran.
Dia menulis bahwa para penunggang kuda secara rapi, teratur, dan mengendarai kuda sambil menembaki musuh.
Digunakan bersama dengan pemanah stasioner dan kavaleri berkuda, taktik Mongol membawa mereka hampir menginvasi Eropa.
Kalau bukan karena masalah yang harus diselesaikan dengan dinasti Song di Tiongkok yang mengharuskan mereka kembali ke Asia, bisa saja mereka melakukan perubahan luar biasa pada masyarakat Eropa Barat.
Sejarawan mencatat bahwa kekuatan penaklukan Mongol sama jauhnya seperti Roma dan China.
Seorang jenderal dari dinasti Song menulis tentang penggunaan sanggurdi oleh pasukan Mongol.
Jelas, pada waktu itu sanggurdi adalah teknologi baru.
Baca Juga: Misterius, Inilah 7 Rahasia Lautan Dalam yang Indah namun Menyeramkan
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR