Advertorial

Sekarang Mungkin Terlihat Sepele, Namun Dulu Ini Adalah Senjata Mematikan Pasukan Genghis Khan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Mungkin agak aneh jika menggolongkan pijakan kaki yang menggantung dengan seutas tali di pelana ini sebagai senjata atau teknologi revolusioner.

Namun begitulah kenyataannya, pada masa awal-awal penggunaannya, pijakan/ sanggurdi ini begitu revolusioner.

Sama seperti formasi militer infanteri phalanx, menambahkan sanggurdi pada pelana kuda manambah kekuatan bangsa Mongol.

Catatan arkeologi menunjukkan bahwa orang-orang Mongol menggunakan sanggurdi pada awal abad ke-10.

Baca Juga:Korlantas dan Kemenhub Sepakat Warna Pelat Nomor Kendaraan Jadi Putih, Ini Alasannya

Yakni era saat mereka mulai membuat benda-benda dari logam.

Penunggang kuda Mongol adalah pejuang yang sangat terampil di atas kuda.

Oleh karena itu dengan tambahan sanggurdi akan dapat melengkapi taktik perang secara efektif.

Sementara sejarah penuh dengan cerita kemenangan yang membawa pasukan menerobos lawan hingga ke depan.

Pasukan Mongol justru menggunakan taktik mundur sebagai manuver ofensif.

Menunggangi kuda dengan sanggurdi memberi kekuatan dan keuntungan taktis luar biasa kepada Genghis Khan dan seluruh pasukannya.

Musuh mereka sama sekali tidak siap untuk menghadapi kekuatan yang menyerang secara mundur.

Baca Juga:Gagah Berani! Raja Viking Herlaug Pilih Dikubur Hidup-hidup Daripada Dipecundangi Musuh

Sanggurdi menambah kestabilan penunggang kuda pasukan Mongol sekaligus menyempurnakan seni memanah.

Sangat bagus bagi pemanah yang menyerang musuh sembari mengendarai kuda secara mundur.

Manuver, atau langkah mundur itu juga memungkinkan mereka untuk tetap berada di luar jangkauan musuh.

Marco Polo, penjelajah Italia, sendiri menyaksikan orang-orang Mongol dalam pertempuran.

Dia menulis bahwa para penunggang kuda secara rapi, teratur, dan mengendarai kuda sambil menembaki musuh.

Digunakan bersama dengan pemanah stasioner dan kavaleri berkuda, taktik Mongol membawa mereka hampir menginvasi Eropa.

Kalau bukan karena masalah yang harus diselesaikan dengan dinasti Song di Tiongkok yang mengharuskan mereka kembali ke Asia, bisa saja mereka melakukan perubahan luar biasa pada masyarakat Eropa Barat.

Sejarawan mencatat bahwa kekuatan penaklukan Mongol sama jauhnya seperti Roma dan China.

Seorang jenderal dari dinasti Song menulis tentang penggunaan sanggurdi oleh pasukan Mongol.

Jelas, pada waktu itu sanggurdi adalah teknologi baru.

Baca Juga:Misterius, Inilah 7 Rahasia Lautan Dalam yang Indah namun Menyeramkan

Artikel Terkait