Baca Juga: Kisah Mata Hari, Mata-mata Cantik Keturunan Jawa yang Mengguncang Eropa
"Pergeseran isotop mencerminkan adanya penurunan curah hujan monsun sebanyak 20 sampai 30 persen," kata Mike Walker, profesor emeritus ilmu kuaterner di University of Wales, Inggris, yang memimpin penamaan usia bumi kepada BBC via Live Science.
Walker menambahkan, dua pergeseran paling menonjol terjadi sekitar 4.300 sampai 4.100 tahun yang lalu.
Dari angka tersebut, ahli kemudian mengambil titik tengah dimulainya masa Meghalayan, yakni 4.200 tahun lalu.
Masih kontroversi Meghalayan sudah diperkenalkan sejak enam tahun lalu, dalam studi yang terbit di Journal of Quaternary Science edisi Agustus 2012.
Baca Juga: Cek Garis Tangan Anda! Jika Ada Tanda Huruf 'V', Berarti Anda Sangat Beruntung!
Terkait penamaan dan pengukuran usia bumi, beberapa ahli geologi menyebut hal ini terlalu dini dilakukan.
Menurut mereka, masih belum terbukti jelas apakah perubahan iklim yang terjadi di masa lalu benar-benar dirasakan secara global.
Sementara itu, IUGS pernah mengatakan dalam twitternya tentang zaman Anthropocene.
Ini merupakan periode geologi yang ditandai oleh dampak dramatis manusia terhadap bumi. Namun, nama ini belum diresmikan.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Ini Kita Tinggal di Zaman Geologi Baru, Namanya Meghalayan")
Baca Juga: Mengapa Gerhana Bulan Total pada 28 Juli 2018 Nanti Akan Berlangsung Sangat Lama?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR