Advertorial
Intisari-Online.com - Pejabat tinggi CIA untuk Asia mengatakan pada Jumat (20/7/2018) bahwa Beijing sedang melakukan 'perang dingin' terhadap Washington dan mencari cara untuk menggantikan Amerika Serikat sebagai kekutan utama di dunia.
Berbicara dalam Forum Keamanan Aspen tahunan di Aspen, Colorado, pernyataan Asisten Direktur Pusat Misi CIA Asia Timur, Michael Collins tentang kebangkitan China tersebut adalah komentar yang kejam tentang niatan Beijing yang tidak hanya di Asia, namun seluruh dunia.
Collins mengatakan kepemimpian China bercita-cita memperluas ambisinya, kepentingannya, kegiatannya di seluruh dunia untuk bersaing dengan Amerika dan pada akhirnya nanti, pengaruh Amerika akan melemah.
Collins juga mengatakan bahwa Presiden China, Xi Jinping telah mengawasi desakan ini untuk menurunkan tahta AS dengan mengambil pendekatan 'perang dingin'.
Baca Juga:Sudah Punya 11 Anak Perempuan, Pasangan ini Baru Berhenti Punya Anak Setelah Anak Laki-lakinya Lahir
'Perang dingin' China bukan seperti yang terjadi selama Perang Dingin, tetapi seperti definisi di mana negara yang mengeksploitasi semua jalan kekuasaan - licit dan terlarang, publik dan swasta, ekonomi dan militer - untuk menggerus saingan mereka tanpa menggunakan konflik karena orang China tidak ingin konflik.
Pada akhirnya, China menginginkan setiap negara di dunia mempertimbangkan China dan bukannya AS untuk memutuskan sebuah kebijakan.
Direktur FBI,Christopher Wray pada forum yang sama mengatakan China mewakili ancaman yang paling luas, paling menantang, paling signifikan yang dihadapi AS sebagai sebuah negara.
Dalam laporan Strategi Pertahanan Nasional terbaru, AS memperingatkan tentang kembali ke era 'kekuatan besar' seperti China dan Rusia.
Baca Juga:Aturan Kerajaan Inggris Terlalu Ketat, Meghan Markle Jadi Frustasi dan Kebingungan
Laporan itu mengatakan bahwa China saat ini memanfaatkan modernisasi militer, operasi pengaruh dan ekonomi predator untuk memaksa negara-negara tetangga menyusun kembali wilayah Indo-Pasifik untuk keuntungan mereka.
Meningkatnya ekonomi dan militer China akan terus bekerja untuk mendorong pengaruh AS keluar dari Asia untuk mencapai keunggulan global di masa depan.
Mungkin aspek yang paling penting dari dorongan keunggulan China adalah Laut China Selatan di mana mereka telah membangun serangkaian pos-pos militer.
Jalur air strategis yang China miliki termasuk jalur laut yang penting dengan dilalui sekitar $ 3 triliun dalam perdagangan global setiap tahun.
Sebagai bagian dari memperkuat kontrol de facto atas Laut China Selatan, tiga pulau buatan Chinasebagai lapangan udara kelas militer, di mana mereka juga telah menggelar rudal jelajah anti-kapal dan rudal anti-udara.
Washington telah mengecam Beijing untuk pembangunan pulau tersebut karena khawatir pos-posnya digunakan untuk membatasi pergerakan bebas AS di lautan.
Collin mengatakan bahwa dengan melihat propaganda China, jelas ancaman yang dihadirkan China adalah tantangan global terbesar yang dihadapi AS.
Graham Lowy Institute bahkan mengatakan, "China adalah musuh yang jauh lebih tangguh daripada Rusia, atau yang akan terjadi."