Advertorial

Pernah Lahirkan Anaknya di Air, Sambil Berdiri, dan Sekarang di Kebun Secara Live Streaming, Inilah Kisah Ibu 6 Anak Ini

Khena Saptawaty
Mentari DP

Tim Redaksi

Seorang wanita memilih untuk melahirkan bayinya yang di kebun sendirian dan tanpa bantuan. Proses melahirkan itu divideokan secara live streaming.
Seorang wanita memilih untuk melahirkan bayinya yang di kebun sendirian dan tanpa bantuan. Proses melahirkan itu divideokan secara live streaming.

Intisari-Online.com – Kebiasaan melahirkan di rumah sakit sepertinya tidak dalam pilihan Sarah Schmid dari Halle, Jerman.

Ibu dari enam anak itu ternyata memilih untuk melahirkan anak-anaknya di tempat yang tidak biasa.

Terakhir, ia melahirkan bayinya yang keenam di kebun rumahnya di dekat permainan anak-anaknya.

Bahkan proses melahirkan wanita berusia 36 tahun itu divideokan secara live streaming.

Baca juga:(video) Hebat, Mahasiswi Ini Lawan Perampok Bersenjata Dengan Tendangan Jiu-Jitso

Proses kelahiran online ini ditonton lebih dari 1,4 juta orang, juga suami dan anak-anaknya sendiri .

Menurut The Sun, Sarah punya enam anak, yaitu Johanna (11), Jonathon (10), Emanuel (8), Elizabeth (6), Konstantin (3), Kiran (1)).

Keenam anak itu lahir di luar rumah sakit dan divideokan.

Video yang diunggah di laman YouTube miliknya sudah ditonton sebanyak 688.000 kali dan vudeo keduanya ditonton sebanyak 700.000 kali.

Total semua video melahirkannya sebanyak 1,4 juta.

Hanya saja Sarah tidak menjelaskan mengapa ia memutuskan untuk membagi pengalaman melahirkannya.

Ia mengatakan, seorang wanita hanyalah seorang wanita. Itu adalah hal yang alami dan normal di dunia. Apalagi ia juga tidak berpikir itu hal yang aneh.

“Dalam kebudayaan kuno anak perempuan menonton ibu mereka melahirkan jadi mereka tahu seperti apa. Kini kesempatan itu sangat kecil,” kata Sarah.

Baca juga:Kisah Herayati, Putri Seorang Tukang Becak yang Berhasil Lulus Cum Laude dan Pernah Raih IPK 4 di ITB

Itu sebabnya, Sarah bilang, video ini memberi orang kesempatan untuk melihat proses melahirkan, dan khususnya melahirkan tanpa bantuan.

Baginya, ini adalah sesuatu yang langka untuk dilihat.

Menurutnya, tehnik melahirkan yang tidak biasa dirinya adalah sangat berbeda.

Beberapa orang tertarik dan beberapa orang lainnya menganggap itu bodoh.

Namun, ia tidak peduli. Ia senang dan keluarganya sehat-sehat saja.

Sebagai seorang dokter yang terlatih, ia bilan dirinya terinspirasi untuk ‘melahirkan secara bebas’, tanpa kehadiran tenaga medis untuk membantunya.

Hal itu dilakukannya setelah melihat orang-orang melahirkan di bangsal rumah sakit.

“Aku belajar untuk menjadi seorang dokter, walaupun sekarang aku menjadi seorang ibu sepenuhnya. Aku melihat orang melahirkan di rumah sakit, aku tidak bisa melakukan itu karena itu tidak santai,” tambah Sarah.

Pengalaman Sarah melahirkan tanpa intervensi setelah melahirkan Johanna di rumahnya pada September 2006.

Ketika melahirkan Jonathon, ia pun memutuskan untuk mengenyampingkan kehadiran tenaga medis.

Baca juga:H-1 Bulan Asian Games 2018, Stadion Jakabaring Rusak Berat Karena Jadi Sasaran Amuk Suporter Sriwijaya FC

Saat itu tidak ada seorang bidan dan ia melahirkannya lama dan kesakitan selama 15 jam.

Ia sebenarnya sudah banyak membaca tentan melahirkan sendiri.

Ia mencoba mempelaari segalanya tentang melahirkan yang seharusnya ia ketahui.

Istri dari Tim (41 tahun) itu saat melahirkan Jonathon sudah menjadi seorang ahli bayi dan menyiapkan segalanya dengan baik.

Sarah melahirkan Jonathon di sebuah hutan di Swedia pada Juli 2008.

Saat itu ia sendirian dan Tim datang empat jam kemudian untuk memotretnya.

Sarah yang kini tinggal di Prancis itu bilang, ia bisa santai di luar, melihat langit, merasakan rumput di kakinya dan fokus.

“Aku lihat kestresan di rumah sakit dan mendapati di hutan sangat santai, jadi aku pikir hutan adalah tempat terbaik untuk melahirkan,” kata Sarah.

Ia tidak cemas orang-orang tersandung di atasnya karena ia menggelar selimut piknik dan kemudian melahirkan putranya.

Saat itu ia tidak memikirkan Tim ada di sana, karena ia tahu suaminya takut akan prosesnya yang tidak didampingi.

Namun, ia merasa ia harus mengatasi rasa takutnya terlebih dahulu karena ia tidak ingin diliputi rasa ketakutan.

Tim datang menemuinya setelah putranya lahir. Ia memotretnya bayinya sebelum mereka kembali ke rumah.

Baca juga:Selamat! Kota Surabaya Terpilih Jadi Kota Terbaik di Bidang Pariwisata

Beberapa tahun kemudian ia melahirkan kembali tanpa bantuan, yaitu saat melahirkan Emanuel di kebunnya.

“Aku ingin melahirkan gaya seorang Amerika asli dengan melahirkan di kebun rumah kami,” kata Sarah saat melahirkan anaknya yang keenam itu.

Setelah itu pada April 2012 ia melahirkan Elizabeth di dalam rumah karena cuaca dingin.

Elizabeth lahir di ruang keluarga dengan sangat cepat disaksikan putrinya Johanna, sementara para putranya ada di rumah tetangga.

Proses kelahirkan Elizabeth ini difilmkan.

Dilansir dari Daily Mail, saat melahirkan Konstantin pada Februari 2015, ia ingin melahirkan di air, tapi juga ingin berdiri.

Jadi ia bertelanjang dan melahirkan putranya itu di dalam air.

Setelah itu ia memotong sendiri tali ari-ari putranya dan membersihkan bayinya.

Dan akhirnya, pada September 2016, ia melahirkan Kiran di kebun belakang rumah dengan disaksikan kakak-kakaknya.

“Mereka benar-benar bersemangat dan sama sekali tidak takut,” kata Sarah.

Saat bayinya berkontraksi, anak-anaknya menonton televisi karena mereka tidak begitu tertarik.

Namun, setelah bayinya keluar mereka berlari keluar untuk melihat adik mereka yang baru lahir.

Anak-anak lelaki Sarah senang tetapi Johanna tidak karena bayinya laki-laki lagi.

Baca juga:Pasukan Suriah Temukan Puluhan Senjata Buatan Israel di Dalam Gudang Senjata Milik ISIS

Artikel Terkait