Advertorial
Intisari-Online.com - Sepasang suami istri Inggris dijebloskan ke penjara dan dituduh memata-matai setelah memotret kapal saat berlibur di Yunani.
Pamela dan Michaelharus menghabiskan malam di sel yang dipenuhi kecoak dan tidak diberi makanan atau minuman.
Mereka ditahan karena mengambil foto dua dinghy (kapal kecil terbuka) tentara dengan ponsel di sebuah pelabuhan di Pulau Kos.
Michael (55) lalu didatangi oleh seorang tentara yang memintanya untuk menghapus foto tersebut dan memperlihatkan paspornya.
Baca Juga:Pelanggaran Berlipat dari 'Anak Zaman Now' yang Terjaring Razia Polisi, Apa Saja Kira-kira?
Ketika pasangan itu mencoba untuk pulang, mereka malah ditangkap dan dibawa ke tahanan untuk diinterogasi atas tuduhan mata-mata.
Pamela berkata, "Mike mengambil foto karena dia tertarik pada militer. Kami mencoba menjelaskan ini kepada polisi. Saya kemudian berkata, 'Kami hanya turis, ini adalah kesalahpahaman'."
Tapi, mereka tetap diborgol bersama-sama seperti dua penjahat dan dibawa dengan mobil polisi.
Tempat untuk menahan mereka benar-benar buruk dan kotor, dengan nyamuk di mana-mana.
Baca Juga:Peninggalan Belanda, Rumah Antik Menteri Susi yang Satu Ini Dianggap Angker
Keesokan harinya, pasangan itu dibawa ke gedung pengadilan di Kos untuk persidangan di depan hakim, tetapi mereka tidak diberi akses ke pengacara atau penerjemah bahasa.
Pasangan itu tidak tahu apa yang dikatakan saksi mata tentang kejadian penangkapannya.
Mereka juga tidak tahu bahwa mengambil foto di tempat itu ilegal.
Persidangan akan dibuka kembali bulan Juli dan mereka diperbolehkan pulang ke Inggris untuk mencari pengacara, tetapi ponsel mereka tetap ditahan.
Mereka kembali ke Inggris dan menginstruksikan pengacara Yunani, tetapi kasus itu dibatalkan dua minggu kemudian dan ponsel mereka dikembalikan.
Setelah kasus itu, pasangan itu merasakan stres sehingga mereka berada di bawah pengawasan dokter.
Juru bicara Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris mengatakan bahwa mereka akan mendukung pasangan tersebut dan mengurus pembebasan mereka.