Advertorial
Intisari-Online.com -Pada 2017, seorang pemulung asal Sragen menjadi perbincangan karena dirinya secara sukarela menambal jalan berlubang menggunakan dananya sendiri.
Berikut ini kisahnyayangtayang di Kompas.com dengan judul "Mbah Sadiyo, Pemulung yang Sukarela Tambal Lubang Jalan di Sragen".
--
Baca juga:Remaja Ini Terpaksa Melahirkan di Jalan Setelah Diusir Orangtua dan Ditolak RS
Sadiyo Cipto Wiyono (65), warga Gondang, Sragen, Jawa Tengah, terpanggil untuk menambal lubang jalan yang berada di sekitar tempat tingggalnya.
Mbah Sadiyo, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini ikhlas menyisihkan sebagian rezekinya untuk membeli semen dan pasir.
Harapannya cuma satu, para pengguna jalan selamat saat melintas di jalan.
Mbah Sadiyo menuturkan alasan awal dia terpanggil untuk memperbaiki jalan yang berlubang.
Pada tahun 2012, saat Mbah Sadiyo mengayuh becak untuk memulung, lubang jalan membuat becaknya terperosok.
Ban becaknya rusak parah, hampir patah. Mbah Sadiyo pun merasa prihatin dan terpaksa mengualarkan biaya untuk memperbaiki becaknya tersebut.
Setelah itu, Mbah Sadiyo berinisiatif untuk menambal lubang jalan tersebut.
"Awalnya dulu pas berangkat memulung, becaknya masuk lobang yang cukup dalam. Ban saya rusak dan terpaksa diperbaiki. Setelah bisa pulang, saya teringat masih memiliki persedian pasir dan ada sedikit rezeki buat beli semen. Saya bawa semen dan pasir dan menambal lobang itu, tapi ternyata tidak hanya satu, ada kurang lebih tujuh atau delapan yang saat itu saya tambal," kata Sadiyo, Senin (28/2/2017).
Sejak saat itu, selain barang rongsokan di becaknya, Mbah Sadiyo juga selalu membawa cangkul, cetk, ember berisi pasir dan semen secukupnya.
Saat berangkat pergi mencari barang rongsokan, dirinya menyempatkan berhenti apabila melihat ada lubang di jalan.
Sudah tak terhitung berapa puluh lubang jalan di jalan desa Gondang hinga Banaran sudah ditambal Mbah Sadiyo.
"Harapan saya jangan sampai ada orang lain yang terperosok gara-gara lubang jalan, seperti yang pernah saya alami. Maka saya sisihkan sedikit buat beli semen atau pasir," katanya.
Suka duka pun dialami Mbah Sadiyo. Kadang ada orang yang justru memarahi karena tindakannya tersebut, tapi juga banyak yag berterima kasih dan memberikan minum atau makan.
"Saya niatnya membantu kok, tidak masalah dengan omongan orang lain," katanya.
Sadiyo tinggal di rumahnya di Dukuh Grasak RT 42/ RW 11, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Sragen bersama isterinya, Tumirah (65) dan cucunya. Ketiga anaknya sudah tinggal bersama keluarga mereka masing masing diluar desa.
Mbah Sadiyo masih bersemangat untuk menambal lobang jalan agar tak ada lagi warga yang mengalami musibah. (M Wismabrata)
Baca juga:Dibuat Kecewa, Benny Moerdani Pernah Banting Baret Merah Kebanggaan Kopassus di Hadapan Komandannya