Advertorial
Intisari-Online.com- Menengok kembali fakta sejarah terkadang sama sulitnya seperti menentukan apakah seorang manusia itu jahat atau baik.
Sebab hampir setiap wilayah di dunia, manusia telah menimbulkan rasa sakit dan kesedihan yang tak terkatakan pada satu sama lain.
Sama halnya seperti saat kita melihat kasus genosida politik ras Nazi terhadap warga Yahudi Eropa.
Dilansir dari The Vintage News, ada sebuah kamp yang sebelumnya jarang diketahui yang dikhususkan bagi anak-anak.
Baca Juga:NASA: Jika Gunung Agung Meletus, Maka Itu Berita Bahagia Bagi Kehidupan Umat Manusia
Terletak di Lodz, Polandia, pengawas kamp kadang memeriksa dan jika perlu membunuh salah satu dari mereka yag terbukti membawa penyakit.
Yakni mereka yang mengembangkan infeksi bakteri dikombinasikan dengan hama yang sangat buruk hingga merusak dagingnya.
Pengawas diketahui memeriksa mereka di malam hari pada waktu tidur dan menarik selimut dengan sebatang tongkat.
Dalam salah satu kejadian bahkan ditemukan salah seorang bocah memiliki kulit bernanah.
Kamp ini dibuka dari 1941 hingga 1945.
Meski mungkin Anda tahu bahwa sebagian besar anak-anak dikirim ke Auschwitz, namun selalu ada pengecualian.
Ketika Auschwitz sendiri dibebaskan oleh Tentara Merah, hampir 200 anak ditemukan hidup.
Namun, mereka yang berada di kamp anak-anak khusus itu bukan orang Yahudi.
Mereka adalah orang Polandia yang orangtuanya meninggal, hilang, atau tidak diketahui, serta dikurung.
Baca Juga:Skandal Seks Sepanjang Sejarah: Benarkah Ini Jalan Menuju Ketenaran?
Banyak dari anak-anak ini yang tertangkap baik melakukan kejahatan kecil seperti mencuri makanan atau mengemis.
Para "ilmuwan" rasial dari Third Reich percaya bahwa banyak orang Polandia bermata biru dan berambut pirang, yang keluarganya hidup di bawah kekuasaan Jerman.
Hal itu mengindikasikan adanya sifat-sifat penting Arya (ras unggul) yang perlu dikembalikan ke kolam reproduktif Jerman.
Menurut sejarawan dan wartawan terkenal Gitta Sereny, hampir 400.000 anak Polandia dikirim ke Jerman sebagai calon Arya.
Tujuan utama dari pendirian kamp itu adalah untuk menyingkirkan anak-anak yang miskin dan kurus.
Sementara tujuan keduanya yakni untuk menemukan anak-anak dengan karakteristik Arya.
Beberapa yang "beruntung" kemudian akan dikirim ke Jerman untuk dibesarkan oleh pasangan Jerman yang tidak punya anak.
Kondisi di kamp sendiri tentulah sangat buruk, anak berumur dua tahun dipaksa untuk bekerja di kerajinan dan proyek industri skala kecil.
Anak-anak yang tidak bisa mengikuti, atau yang melakukan "pelanggaran" (seperti mengompol), dihukum dengan pemukulan, jam senam, ransum berkurang, dan disiram dengan air dingin.
Usia sebagian besar anak-anak berkisar dari 6 hingga 16, meskipun seperti yang disebutkan di atas, ada yang berumur dua tahun.
Para sejarawan memperkirakan bahwa rata-rata jumlah anak di kamp pada suatu waktu adalah 3.000, namun jumlah itu mengalami fluktuasi.
Soviet membebaskan Lodz pada bulan Januari 1945, mereka menemukan suatu tempat antara 2.000 hingga 3.000 anak-anak di kamp, Jerman melarikan diri pada saat-saat terakhir.
Dia menghabiskan 20 tahun di penjara dan kemudian tinggal di Lodz sampai dia meninggal pada 2003.
Satu orang berhasil melarikan diri dan tinggal di Lodz dengan nama samaran sampai dia tertangkap pada 1974.
Sebuah film dokumenter berjudul We Were Stripped of Whole Childhood menceritakan kisah kamp tersebut, dan pada tahun 1971 sebuah peringatan untuk anak-anak dibesarkan di Szare Szeregi Park di Lodz.
Baca Juga:Temukan Dompet Penuh Uang, Gelandangan Ini Dapat Ganjaran Tak Terduga saat Mengembalikannya