Baca juga: Berkenalan dengan Airbus A320 neo, Pesawat Citilink Tercanggih yang Baru Datang dari Prancis
Roger Beteille hampir tidak percaya bahwa dia sedang berhadapan dengan seorang bervisi jauh ke depan sekaligus sosok yang paham dalam penerapan teknologi mutkahir penerbangan.
Tantangan itu ternyata diterima Airbus untuk memenuhi sembilan A300B4 yang kemudian dipesan oleh Garuda.
Sesuai permintaan Wiweko, kokpitnya lalu dirancang untuk dua awak.
“Wiweko secara pribadi terlibat dalam merancang kokpitnya, juga sewaktu simulatornya dibuat,” tulis Beteille dalam testimoninya dalam buku tersebut.
Pesawat pertama Airbus A300B4 sistem two-man crew cockpit diserahkan pada 18 Januari 1982 bertepatan dengan hari ulang tahun Wiweko ke-59.
Airbus A300B4 FFCC (Facing Forward Crew Cockpit) merupakan cikal bakal dari semua kokpit pesawat badan lebar, kemudian pada pesawat jenis jumbojet Boeing 747 dan superjumbo Airbus A380.
Wiweko Soepono dengan halus menolak predikat kehormatan yang kemudian diberikan Airbus Industrie sebagai “Bapak Two-man Forward Facing Crew Cockpit.”
Dengan rendah hati dimintanya agar konsep tersebut disebut sebagai “Garuda Design Cockpit”.
Tapi hingga saat ini bagi Airbus Industrie sendiri tetap tidak terbayang sebelumnya bahwa, justru dari seorang putra negara berkembang seperti Indonesia, Wiweko Soepono, lahirlah pesawat two-man crew cockpit.
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR