Intisari-Online.com – Suami yang malang itu ialah Pak Prihatin. Bayangkan, segera sampai di rumah dia mengharapkan bisa beristirahat. Namun, yang dihadapi keluhan yang tidak ada hentinya.
Pak Prihatin mungkin bukan orang satu-satunya yang mengalami ha I itu. Apa yang bisa dilakukan untuk membantu Ibu Prihatin mengatasi kesulitannya?
Kieluarga Pak Prihatin tinggal di Jl. Karang Lusuh di sebuah rumah yang letaknya berdempet-dempetan, di pusat keramaian Kota Jakarta. Sudah dua puluh tahun mereka tinggal di sana. Pak Prihatin orangnya pendiam, sedangkan istrinya wanita gemuk montok yang hobinya berkeluh kesah.
Mereka tinggal bersama putri tunggalnya, Asih, yang baru menikah. Untuk sementara Asih dan suaminya masih tinggal di rumah itu, sampai mereka menemukan rumah kontrakan.
Waktu itu setelah makan malam, ketika kedua orang tua, anak dan menantu sedang duduk-duduk di teras, Bu Prihatin tiba-tiba nyeletuk, "Uh, panasnya."
Baca juga: Mengeluh dengan Pekerjaan Anda saat Ini? 10 Foto ini Akan Membuat Kita Bepikir Ulang
"Memang panas," Asih mernbenarkan, begitu juga suaminya.
"Ah, biasa-biasa saja," Pak Prihatin nyeletuk dari balik lembar acara TV.
"Ya, karena kau 'kan tidak masak makan malam," bantah Bu Prihatin.
Pak Prihatin tidak menjawab. Bu Prihatin terus saja mengomel. Keluh kesahnya bahkan sempat menyinggung-nyinggung sikap Asih yang katanya sekarang membencinya.
Soalnya, dia tahu Asih sudah mulai mencari-cari rumah kontrakan untuk meninggalkannya. Sedangkan Tono, menantunya yang pendiam itu, dianggapnya tidak lagi mau bicara dengannya.
Keluhan Bu Prihatin masih saja berkepanjangan. Sambil mengipas-ngipas, dia mulai mengeluh lagi pada suaminya, "Pak, kenapa sih kita tidak beli rumah di Dusun Indah atau Bukit Permai saja? Di sana kita bisa punya tetangga yang lumayan. Tidak seperti di sini, orang luntang-lantung melulu!"
Baca juga: Wanita Ini Mengeluh Sakit, Saat Diperiksa Ternyata Tulangnya 'Lenyap', Dokter pun Kebingungan
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR