Advertorial

Jangan Hanya Kirim Uang, Mudiklah Lebaran Kali Ini Agar Orangtua Kita Tak Terkena Sindrom Ruang Kosong

Ade Sulaeman
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Sekalipun orangtua selalu mendukung anak-anaknya untuk hidup mandiri, namun sebetulnya ada sisi lain dalam hatinya yang tidak sepenuhnya rela.
Sekalipun orangtua selalu mendukung anak-anaknya untuk hidup mandiri, namun sebetulnya ada sisi lain dalam hatinya yang tidak sepenuhnya rela.

Intisari-Online.com - Orangtua memang betul-betul sosok yang hebat.

Limpahan kasih sayang mereka selalu kita terima tanpa pernah menuntut balas.

Namun sering pula, karena terlena dengan kasih sayang itu, kita sebagai anak lupa memikirkan perasaan mereka.

Perasaan-perasaan yang jarang mereka ungkapkan, namun sebetulnya mereka rasakan.

BACA JUGA:Untuk Anda yang Merindukan Ibu yang Telah Tiada Hari Ini

Salah satunya adalah ketika anak-anaknya mulai beranjak dewasa.

Satu per satu akan meninggalkan rumah untuk studi, pekerjaan, dan menikah.

Ternyata, ada perasaan campur aduk yang kemungkinan besar mereka alami.

Kondisi ini, seperti dilansir di mayoclinic.org, biasanya disebut sindrom sarang kosong (empty nest syndrome).

BACA JUGA:Setiap Ramadan Mo Salah Mudik ke Kampung Halaman dan Melakukan Hal yang Bikin Hati Bergetar

Sindrom ini bukanlah diagnosis klinis, namun sebuah fenomena yang umum dialami orangtua ketika anak-anaknya mulai meninggalkan rumah.

Perasaan campur aduk, antara sedih dan kehilangan.

Sekalipun orangtua selalu mendukung anak-anaknya untuk hidup mandiri, namun sebetulnya ada sisi lain dalam hatinya yang tidak sepenuhnya rela.

Perasaan untuk melepaskan anak, menjadi masa sulit tersendiri bagi orangtua.

Apalagi ketika anak akan pergi ke tempat yang jauh, untuk merantau misalnya.

BACA JUGA:Anak Durhaka dari Bantul, Tiap Hari Siksa dan Pukuli Ibu Kandung yang Merawatnya Penuh Kasih Hingga Berdarah-darah

Kesedihan itu bukan karena ia tidak ingin anaknya sukses.

Namun ada perasaan kehilangan akan anak-anak yang dirawat dan dibesarkannya.

Ia akan merasa rindu pada waktu-waktu yang biasanya dilewati bersama anak-anaknya.

Kemudian timbul rasa khawatir, apakah anak-anaknya akan aman jika tidak bersama mereka atau apakah anak-anak bisa mengurus dirinya sendiri ketika tidak lagi bersama orangtua.

Masa transisi ini sangat mungkin dialami oleh orangtua.

Karena itu, ingatlah akan orangtua kita hari ini.

Bisa jadi ia sedang sangat merindukan anak-anaknya sekarang.

Sering-seringlah menelepon saat tidak bisa bertatap muka langsung.

Jika tinggal berdekatan dengan orangtua, sering-seringlah kunjungi mereka.

Walau mereka tidak mengungkapkannya, mereka pasti sangat merindukan kita.

BACA JUGA:Doa yang Menggoyang Langit dan Mengeringkan Samudra

Artikel Terkait