Intisari-Online.com – Pamor Pantai Parangtritis selama ini seolah menenggelamkan lebih dari 19 pantai molek lain yang membentang 56 km di selatan Gunungkidul, Jawa Tengah. Pantai-pantai yang belum ramai terjamah turis itu terhubung oleh jalur perlintasan jalan setapak berselang dengan aspal mulus. Untuk menyusurinya kita punya pilihan: berkendaraan bermotor atau cukup modal dengkul. Dengan catatan, asal kuat saja menempuhnya.
--
Berjarak sekitar 20 km di sisi timur Parangtritis, terdapat Pantai Ngobaran. Tepatnya di tepi Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, atau sekitar 53 km dari Kota Yogyakarta. Perjalanan menuju tempat ini bisa ditempuh melalui jalur timur Parangtritis, melintasi dataran tinggi Gumbirowati. Parangtritis dengan Ngobaran sebenarnya masih mengapit lima pantai kecil, yaitu Watugeger, Kedung, Ngunggah, Wohkudhu, Clungup, dan Nguyahan.
Kala air laut surut, padang rumput laut terlihat menghampar di sepanjang bibir pantai. Biasanya, bersamaan itu pula nelayan setempat akan segera sibuk memanen isi laut. Udang, ikan, rumput laut, atau landak laut. Hasil panenan lalu diolah di kedai-kedai makan di sekitar pantai. Boleh dicoba sajian landak laut goreng menjadi makanan eksotik yang siap mengajak lidah kita menari-nari.
Nama Ngobaran sendiri menyimpan kisah unik. Asal katanya adalah "kobaran" yang berarti membakar diri. Konon di tempat ini Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit terakhir bersama pengikut setianya membakar diri sampai mati. Nekat, lantaran terjepit pengejaran pasukan kerajaan Demak.
Bisa jadi karena peristiwa itu kini kita bisa menemui sebuah pura di atas bukit kapur yang menghadap laut lepas. Di sampingnya berdiri sebuah masjid yang juga unik. Unik karena berbeda dengan masjid pada umumnya yang berkiblat ke Mekkah di barat, masjid ini menghadap Samudera Hindia di selatan.
Sekitar dua km dari Pantai Ngobaran, kita bisa berkunjung ke Pantai Ngerenehan yang berupa teluk. Pilihlah salah satu puncak bukit yang mengapit teluk itu untuk menikmati pemandangan pantai. Dari ketinggian, pemandangan Teluk Ngrenehan akan semakin tampak mempesona.
Lantai samudera purba
Tujuh pantai lain terangkai pada jarak yang berdekatan, yaitu Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Slili, Ngandong, dan Sundak. Deretan pantai ini akan terasa sangat menarik terutama bagi mereka yang punya hobi petualangan susur pantai. Dari Pantai Ngrenehan lokasi berupa teluk ini bisa dicapai melalui jalur mulus beraspal hot mix sejauh 15 km.
Perjalanan bisa kita mulai dari pintu masuk di Baron melalui jalan setapak di atas bukit kapur, di sisi kiri pantai. Pantainya sepi dengan hamparan pegunungan kapur di sisinya. Terasa kering dan tandus. Inilah wajah pesisir purba yang membentang di selatan Kabupaten Wonosari. Pohon jati, mahoni, singkong, jagung, dan kacang menjadi pemandangan di sepanjang jalan.
Jejak-jejak ombak serta alur air terlihat terukir di atas karang. Banyaknya serpihan fosil kerang dan jasad binatang persik menandakan kita sedang menjejakkan kaki di atas bekas hamparan lantai sebuah samudera purba. Bukit-bukit karang ini menyembul perlahan sejak 3 - 4 juta tahun silam karena desakan lempeng Australia pada Pulau Jawa.
Kalau diperhatikan benar, sekitar 400 m dari pintu masuk Baron, terdapat sebuah shelter tua yang menghadap samudera lepas. Di beberapa sudutnya terlihat sisa-sisa ritual pemujaan. Beberapa batang dupa kadang masih terlihat mengepul. Di sinilah kepercayaan animisme, dinamisme, Hindu, Islam, dan peradaban purba seolah berpadu. Legenda Penguasa Laut Selatan menjadi salah satu peninggalannya.
Source | : | majalah intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR