Yang tak kalah fenomenal yaitu hasil pemrosesan anggota keluarga crustaceayang lain, cumi-cumi. Serat yang didapat dari perisai cumi-cumi dipercaya dapat menghasilkan formula nan efektif untuk menurunkan kadar kolesterol darah.
Begini kira-kira jalan ceritanya. Sebagai partikel bermuatan positif, serat turunan kitin akan menyerap dan mengikat dengan kuat molekul atau partikel apa pun yang bermuatan negatif. Penyerapan dan pengikatan ini jauh lebih kuat ketimbang yang dilakukan serat nabati.
Nah, ketika serat crustaceamenyerap dan mengikat asam-asam empedu, ikatan atau kerja sama yang terjadi bisa sangat kuat. Begitu kuatnya ikatan itu sampai serat tidak mudah dicerna oleh organ pencernaan. Alhasil, serat dan zat-zat yang diikatnya lagi-lagi "dipaksa" keluar bersama feses. Pengeluaran besar-besaran itu otomatis menyebabkan tubuh kekurangan banyak asam empedu, yang diakali dengan menciptakan asam empedu pengganti, hasil sintesis hati dari kolesterol LDL (kolesterol jahat).
Karena terus-menerus tersedot untuk "pekerjaan sampingan" yang tidak sesuai dengan visi dan misinya, lama kelamaaan kadar kolestrol LDL dalam darah kian berkurang. Di sisi lain, kandungan kolestrol HDL (kolesterol baik) tetap tidak terganggu.
Kolestrol jahat pun makin terdesak, karena kolesterol baik selalu siap menyerang dan mengarahkannya ke hati, sebelum dibuang keluar bersama kotoran. Singkat kata, serat crustaceaikut andil dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Bagaimana dengan orang yang kadar kolesterolnya rendah, tapi perlu mengonsumsi turunan kitin karena ingin menguruskan badan? Tak perlu khawatir, hasil pengujian menunjukkan, pemberian mi instan yang mengandung serat crustacea kepada sekelompok orang dengan kadar kolesterol total rendah (157 mg/dl) selama 2 minggu, ternyata tidak membawa dampak negatif. Baik terhadap kandungan kolesterol total, kolesterol HDL, trigliserida (lemak), asam lemak bebas, hemoglobin, hematokrit, kreatinin, maupun asam urat.
Namun, hasil penelitian juga memberi catatan, walaupun sudah mengonsumsi serat crustacea, orang-orang berberat badan lebih tetap perlu melakukan diet, meski bukan diet ketat. Bagaimanapun, daya hambat serta daya serap crustacea tetap memiliki keterbatasan.
Sebagai catatan pamungkas, karena serat turunan kitin ini dapat mengikat lemak, mineral, dan vitamin tertentu, sangat baik jika penggunaannya didahului dengan mengonsumsi suplemen minyak esensial dan vitamin yang larut dalam lemak sekurang-kurangnya satu jam sebelum menggunakan serat crustacea. Dengan begitu, kinerja serat crustacea menjadi jauh lebih bertenaga.
Sementara, orang-orang yang sedang dalam tahap penyembuhan penyakit tertentu (masih harus menelan obat untuk mengembalikan kondisi kesehatannya), perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi serat crustacea. Nasihat dokter juga diperlukan wanita hamil, sedang menyusui, serta mereka yang alergi udang atau kepiting. (Intisari)
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR