Mulyoto justru menemukan cara untuk mengeringkan dan menyimpan sperma dalam suhu ruangan karena ia memakai jasa gas nitrogen. Istimewanya, bahan yang dipakainya amat murah, hanya sekitar Rp2.500, yakni dua lapis tabung plastik mini (ukuran 0,250 ml dan 0,500 ml) yang disegel dengan panas (heat-sealed), kemudian dibungkus lagi dengan aluminium foil. Penemuannya ini dipatenkan di Australia dan menjadi milik Monash University. Akan tetapi, Mulyoto tetap tercatat sebagai penemunya.
Pria kelahiran Karanganyar, 15 Mei 1967, ini dikenal dunia sebagai penemu Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) pada tahun 2006. ECVT merupakan teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa menampilkan gambar 4 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup. Teknologi ECVT ini diperkirakan dapat mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang, mulai dari energi, proses kimia, kedokteran, hingga nano-teknologi.
Pria kelahiran Tasikmalaya 8 Oktober 1974 ini berhasil memecahkan persamaan Helmholtz saat menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda tahun 2005. Terpecahkannya Persamaan Helmholtz ini membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi itu mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam.
Alumnus ITB kelahiran Kediri 22 Agustus 1978 di Kediri, Jawa Timur ini bersama koleganya, merombak pakem efisiensi alat komunikasi. Ia mematenkan temuannya seputar sistem telekomunikasi 4G berbasis Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Atas karyanya, Khoirul Anwar mendapat penghargaan pada 2010, dari Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC), Taiwan. (*)
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR