Jejak Ilmuwan Indonesia di Mancanegara yang Wajib Bikin Kita Bangga!

Agus Surono

Editor

Jejak Ilmuwan Indonesia di Mancanegara
Jejak Ilmuwan Indonesia di Mancanegara

Intisari-Online.com - Jika diberi lingkungan yang tepat, ilmuwan Indonesia tak kalah bersinarnya dengan ilmuwan-ilmuwan dari negara maju. Mereka bisa melakukan sesuatu yang berdampak pada kemajuan dunia.

(Ajaibnya Ilmuwan dan Pemandunya yang Selamat setelah Jatuh ke Kawah Gunung Berapi di Nikaragua)

Berikut beberapa ilmuwan yang namanya dikenal dunia internasional beserta temuannya.

  • Dr. Joe Hin Tjio (23 Kromosom) Ahli cytogenetics (cabang dari ilmu genetika yang fokus pada penelitian soal struktur dan fungsi sel, khususnya kromosom) ini menemukan fakta bahwa kromosom manusia berjumlah 23. Temuan ahli genetika Amerika kelahiran Indonesia 2 November 1919 ini mematahkan keyakinan para ahli genetika sebelumnya bahwa jumlah kromosom adalah 24. Ia melakukan penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund pada tahun 1955. Ia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas University, AS. Ia meninggal dunia tanggal 27 November 2001.

(Ilmuwan Berhasil Memprogram Sel Kulit untuk Menyerang dan Memperkecil Tumor Otak)

  • Prof. Dr. Ir. Sedijatmo (Pondasi Cakar Ayam) Penemu pondasi cakar ayam ini lahir di Karanganyar 24 Oktober 1909 (meninggal tahun 1984). Ide cakar ayam bermula pada tahun 1961 saat ia sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta. Dengan susah payah, dua menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional, sedangkan sisanya masih terbengkelai. Menara ini akan digunakan untuk menyalurkan listrik dari pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan tempat diselenggarakannya pesta olah raga Asian Games 1962.

    Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru. Lahirlah ide Ir Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri atas pelat beton dengan dukungan pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan pelat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.

    Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya dibandingkan dengan pondasi biasa. Pondasi cakar ayam ini kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat pesawat super jumbo jet. Selain di Indonesia teknologi yang sudah dipatenkan ini juga digunakan di negara lain, seperti Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.

  • Randall Hartolaksono (Pemadam Api Ramah Lingkungan) Arek Suroboyo kelahiran 16 Maret 1956 ini tahun 1979 tanpa sengaja menemukan bahan pemadam api dari kulit ketela pohon. Ketika sedang melakukan uji coba menggunakan cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University, Inggris, ia menumpahkan cairan buatannya ke atas api. Ajaib, api langsung padam. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata diketahui bahwa cairan tersebut jika terkena panas akan mengeluarkan uap yang dapat menyerang api. Kini temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di penjuru dunia sebagai solusi untuk mengatasi kebakaran.

  • Prof. Dr. Rahmiana Zein (Kromatografi Tercepat Di Dunia) Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, ia yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.

  • Mulyoto Pangestu(Teknik Pengeringan Sperma) Riset Mulyoto Pangestu tentang upaya pembekuan sperma hewan dengan cara sederhana dan murah telah mengantarnya meraih penghargaan tertinggi (Gold Award) dalam kompetisi Young Inventors Awards, yang diadakan majalah The Far Eastern Economic Review (FEER) dan Hewlett-Packard Asia Pasifik, tahun 2000. Temuannya dipuji sebagai suatu terobosan.

    Penemuan Mulyoto sangat berguna bagi para ilmuwan dan dokter di negara sedang berkembang yang kekurangan biaya untuk mengadakan peralatan pendingin. Peralatan cold storage untuk menyimpan bahan organis biasanya membutuhkan nitrogen cair sebagai bahan pendingin (coolant). Selain tangkinya mahal dan makan tempat, nitrogen cair sangat berbahaya. Soalnya, agar tetap cair, nitrogen jenis ini harus disimpan di bawah suhu minus 196 derajat Celcius.

    Mulyoto justru menemukan cara untuk mengeringkan dan menyimpan sperma dalam suhu ruangan karena ia memakai jasa gas nitrogen. Istimewanya, bahan yang dipakainya amat murah, hanya sekitar Rp2.500, yakni dua lapis tabung plastik mini (ukuran 0,250 ml dan 0,500 ml) yang disegel dengan panas (heat-sealed), kemudian dibungkus lagi dengan aluminium foil. Penemuannya ini dipatenkan di Australia dan menjadi milik Monash University. Akan tetapi, Mulyoto tetap tercatat sebagai penemunya.

  • Dr. Warsito Purwo Taruno(Pemindai 4 Dimensi) Pria kelahiran Karanganyar, 15 Mei 1967, ini dikenal dunia sebagai penemu Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) pada tahun 2006. ECVT merupakan teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa menampilkan gambar 4 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup. Teknologi ECVT ini diperkirakan dapat mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang, mulai dari energi, proses kimia, kedokteran, hingga nano-teknologi.

  • Yogi Ahmad Erlangga(Persamaan Helmholtz) Pria kelahiran Tasikmalaya 8 Oktober 1974 ini berhasil memecahkan persamaan Helmholtz saat menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda tahun 2005. Terpecahkannya Persamaan Helmholtz ini membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi itu mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam.

  • Khoirul Anwar(2010 - Sistem Telekomunikasi 4G berbasis OFDM) Alumnus ITB kelahiran Kediri 22 Agustus 1978 di Kediri, Jawa Timur ini bersama koleganya, merombak pakem efisiensi alat komunikasi. Ia mematenkan temuannya seputar sistem telekomunikasi 4G berbasis Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Atas karyanya, Khoirul Anwar mendapat penghargaan pada 2010, dari Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC), Taiwan. (*)

Artikel Terkait