Mengapa dipilih kanguru? Menurut Atje, harga daging kanguru pada saat ekonomi normal hanya 1/3 harga daging lokal. Selain itu pengadaan daging kanguru bisa memenuhi tiga hal, yakni kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Sementara, nilai nutrisi daging sapi dan kanguru relatif sama. Namun, karena pada saat ini harga daging kanguru mahal, mau tak mau Ragunan beralih ke daging lokal.
Manajemen kebun binatang ini juga sedang menelaah pemberian daging babi hutan untuk harimau sebagai salah satu menu alternatif. Di hutan, harimau memang memangsa babi hutan, tapi di Ragunan sudah terbiasa diberi daging sapi, kerbau, dan kanguru.
Makanya, perlu pengamatan bila akan mengganti menu dengan daging babi hutan kepada harimau itu. Terutama terhadap kemungkinan timbulnya "alergi", misal mencret.
"Kalau pun babi hutan dimasukkan dalam program pemberian pakan, ya, harus mempertimbangkan segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas penyediaannya," kata Atje.
Baca juga: Menurut Tito Karnavian, Ini Alasan Kenapa Polri Tak Langsung Serbu Napi Terorisme di Mako Brimob
Gajah Makan Batang Pisang
Gara-gara harga melonjak, pakan gajah di KB Gembiraloka, Yogyakarta, berubah cukup drastis. Ketika kondisi normal, setiap hari gajah diberi pakan rumput gajah (kolonjono), buah-buahan, bekatul, dan nasi, kini hanya mendapat jatah gedebok (batang pisang).
Sedangkan buah apel, nanas, pisang, dan lainnya sama sekali tidak diberikan. Maklum pemasukan dari pengunjung KB Gembiraloka di kala krismon cenderung berkurang.
Pemberian pakan batang pisang, menurut KMT A Tirtodiprojo, direktur utama KB Gembiraloka, tidak apa-apa karena memang masih merupakan makanan gajah ketika masih di habitat aslinya.
Sebetulnya Gembiraloka memiliki lahah rumput gajah, tetapi produksinya tidak mencukupi kebutuhan.
Kalau harus mendatangkan rumput gajah dari luar harganya kurang lebih Rp "200.000,- per truk. Padahal satu trak, dilaporkan, hanya cukup untuk makanan gajah selama beberapa hari.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR