Pengantin Baru Ini Meninggal Setelah Dokter Salah Mendiagnosa Kanker Langka yang Diidapnya Sebagai Alergi

Ade Sulaeman

Editor

Pengantin Baru Ini Meninggal Setelah Dokter Salah Mendiagnosa Kanker Langka yang Diidapnya Sebagai Alergi
Pengantin Baru Ini Meninggal Setelah Dokter Salah Mendiagnosa Kanker Langka yang Diidapnya Sebagai Alergi

Intisari-Online.com - Seorang pengantin baru di Leeds, Inggris, meninggal sekitar 18 bulan setelah dokter salah mendiagnosa kanker langka yang diidapnya sebagai alergi.

Pengantin 27 tahun bernama Lucy Crossley tersebut hanya diberi lotion oleh dokter padahal belakangan diketahui dirinya mengidap kangker saluran empedu.

"Saat mereka mengatakan kepada kami dia menderita kanker, dia menangis," Liam Crossley, mantan suami Lucy, mengatakan kepada The Sun. "Itu seperti kejutan besar,"

"Saya mencoba yang terbaik untuk tidak menangis juga - saya ingin menjadi kuat untuk dia," tambahnya.(Baca juga: Hati-hati dengan Gejala Kanker Kulit Berikut Ini!)

Dokter telah menemukan tumor yang tumbuh di hatinya yang menyebabkan sakit perut dan batu empedu. Pada bulan Agustus, dia mulai mengeluh rasa sesak di dada dan dianjurkan menjalani tes fungsi hati oleh dokter di sebuah rumah sakit di dekat rumahnya.

"Hasilnya gila," kata Liam The Sun. "Tingkat bilirubinnya 395, padahal normalnya 17."

Namun, butuh tiga minggu lebih untuk observasi dan transfer ke Rumah Sakit St. James sebelum hasil pemindaian menunjukkan adanya penyumbatan pada saluran empedunya.

Pada Oktober 2013 dokter akhirnya mendiagnosis Lucy mengidap kanker, tetapi mereka mengatakan Lucy itu terlalu parah untuk dioperasi.

Dia lalu mulai menjalankan kemoterapi dan menikah dengan Liam pada Oktober 2014.(Baca juga: 7 Tanda Kanker yang Sering Diabaikan Banyak Orang)

"Dia bahkan tidak terlihat sakit," kata Liam. "Dia adalah pengantin yang paling indah. Dia bahkan tidak merasa seolah-olah ada sesuatu yang salah dengan dia. "

Pada bulan Desember, kesehatannya memburuk saat tumor menyebabkan pendarahan internal. Dokter memberitahu pasangan tidak ada yang bisa mereka lakukan, dan Lucy meninggal pada Februari.

"Tidak ada seorang pun yang benar-benar dapat berempati - karena saya tidak ingin orang merasakan seperti yang saya rasakan," kata Liam. "Saya hanya ingin kesadaran yang lebih besar dari penyakit ini dan untuk mencegah lebih banyak orang menderita dengan cara yang dialami oleh Lucy dan saya."

(foxnews.com)