Intisari-Online.com – Sebuah pohon cemara berdiri di sebuah bukit. Beberapa semak tumbuh di sekitarnya. Semak-semak ini selalu dipandanga sebagai tanaman rendah yang tidak ada gunanya bagi siapapun.
Pohon cemara merasa bangga akan dirinya yang tinggi dan mengesankan dibandingkan dengan pertumbuhan semak yang lamat dan berduri pada tubuhnya.
Suatu hari, pohon cemara itu dengan sombongnya berkata kepada semak duri, “Hei, kau yang malang! Kalian semua tidak berharga, apalagi kalian menusuk orang-orang yang melewatimu.”
Semak duri tidak berkata apapun untuk membalasnya. Melihat ini pohon cemara merasa menang, dan terlihat di wajahnya.
Saat itu terlintas di pikiran semak-semak untuk membalas, tapi ia tidak jadi melakukannya. Ia hanya berpikir, “Kau benar-benar tepat cemara. Tapi kau dekat dengan bahaya kapak dan gergaji, sementara kami tidak takut sama sekali. Seorang pria akan lewat dengan hati-hati arena mereka harus menebangmu.”
Dari kisah tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa baik-baik saja kok menjadi miskin asalkan bebas.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR