Walaupun pelabuhan palsu itu jauh lebih kecil, tetapi perbandingan antara benda-benda yang merupakan ciri Alex dibuat sama. Sulit sekali bagi pilot untuk menyadari kepalsuannya.
Townsend bertugas membuat Pelabuhan Alexandria seperti habis dibom kalau dilihat dari foto udara.
Maskelyne meminta agar lampu sorot dan meriam-meriam antipesawat di pantai dipindahkan pula ke pelabuhan palsu. Komandan tidak mau menyerahkan meriam Bofor-nya yang cuma sedikit. "Di sini ia lebih diperlukan. Disini ia bukan sekadar mempertahankan rawa!" katanya.
"Kalau Jerry tidak disambut seperti biasanya, ia akan curiga," kilah Maskelyne.
"Saya mengerti. Tetapi ini pelabuhan paling penting di Timur Tengah. Tugas sayalah untuk mempertahankannya. Kalau rencana Anda gagal, dan ini bisa saja terjadi, saya akan dikenal sebagai si goblok yang mempertahankan rawa-rawa dan membiarkan pelabuhan yang sebenarnya dihancurkan."
"Sebaliknya," jawab Maskelyne dengan suara lembut, "Anda bisa dikenal sebagai pahlawan Alexandria."
Kolonel O.P. Rutledge akhirnya menyerah juga. Separuh peralatan dan orang-orangnya dipindahkan ke Maryut dan separuh lagi yang di Alex dilarang menembak, kecuali kalau diserang.
Geng bekerja keras setiap malam dan cuma berhenti pukul 22.00, kalau pesawat-pesawat musuh datang menghantam.
Hari Minggu, tanggal 22 Juni, mereka hampir siap. Sementara itu PM Churchill memecat Wavell yang dianggapnya tidak becus, karena kalah terus di Timur Tengah. Sebagai gantinya diangkat Jenderal Auchinlek. Pada hari itu juga BBC mengumumkan bahwa Jerman sudah menyerbu Rusia dengan 3-200 tank dan 1.945 pesawat. Berarti Jerman memerlukan kekuatan di tempat lain.
Maryut kini sudah siap. Malamnya dilakukan percobaan. Lampu di Alex dipadamkan dan di Maryut dinyalakan. Tiba-tiba saja pelabuhan seperti pindah. Pemotretan dari udara juga memberi hasil memuaskan.
Meriam Bofor pada malam hari diangkut ke Maryut untuk menunggu lawan. Pukul 23.00 bomber musuh tidak muncul seperti biasanya. Dengan tegang mereka menunggu terus. Ternyata malam itu Jerry absen.
Terkecoh
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR