Intisari-Online.com - Untuk mencegah Inggris menerima perbekalan, pada tanggal 4 Juni malam Luftwaffe mengebomi Pelabuhan Alexandria dan sekitamya. Jatuh 170 korban jiwa dan 200 lagi luka-luka. Dua hari kemudian, pada malam hari juga, pesawat-pesawat pengebom Jerman menjatuhkan 230 korban jiwa. Pelabuhan itu rusak berat.
Sementara itu penyerbuan terhadap Rommel (Operation Battleaxe) gagal. Inggris kehilangan 99 tank, 33 pesawat, dan lebih dari 1.000 jiwa manusia. Pamor Rommel sebagai Rubah Gurun pun melambung tinggi.
Kini CES mempunyai tugas baru: menyembunyikan Pelabuhan Alexandria! Ini harus dilakukan dengan segala cara.
Keesokan harinya Jasper Maskelyne dengan Magic Gang sudah muncul di pelabuhan. Bagaimana caranya menyembunyikan daerah seluas desa kecil, yang dipenuhi kapal, perahu, derek, truk gudang, dan mercu suar raksasa di P. Pharos? Rasanya tidak mungkin.
Dari kokpit sebuah bomber, pelabuhan itu merupakan sasaran yang mudah dikenali. Jauh dari gurun ia sudah terlihat, lalu tinggal melepaskan bom di atasnya dan terbang pergi.
"Satu-satunya yang bisa kita lakukan ialah membuat Alexandria palsu," kata Maskelyne, si anak panggung. Ia menunjukkan Teluk Maryut yang letaknya kira-kira 1 km dari Pelabuhan Alexandria. Di peta, lekukannya tidak banyak berbeda dari Alexandria.
"Dari ketinggian 8.000 kaki sulit dibedakan dari Alex. Apalagi di malam hari."
"Kita menciptakan di Maryut struktur yang sama seperti di Alexandria," kata Maskelyne. Kalau tahu Jerry (Jerman) datang, kita matikan lampu di Alex dan nyalakan lampu di Maryut. Kita tambahkan bahan peledak. "Tembakan akan menarik mereka seperti madu menarik lebah."
Sebenarnya Sir John Turner dari RAF pernah menggunakan tipuan serupa. Untuk mengalihkan perhatian Jerman dari landasan-landasan terbang di Inggris, ia menciptakan landasan-landasan palsu dengan memasang deretan lampu-lampu ribuan meter dari landasan yang sejati. Namun menyembunyikan Kota Alexandria dan pelabuhannya tentu saja lebih sulit.
"Bagaimana kalau keesokan harinya Jerry datang memeriksa dari udara?" tanya seorang anggota geng. "Kita buat seakan-akan Pelabuhan Alexandria bekas kena bom, sehingga mereka yakin sasaran mereka malam sebelumnya tepat."
Kira-kira 200 orang tentara, termasuk para insinyur, dikerahkan untuk menjalankan rencana yang sudah diterima komandan pertahanan pelabuhan. Keesokan harinya seluruh daerah sekitar Maryut ditutup. Dengan mempergunakan pedoman foto Pelabuhan Alexandria pada malam hari, mereka mencontoh pola cahaya pelabuhan itu. Mereka menahan ratusan lampu di pasir dan lumpur. Plywood pelbagai bentuk dan warna serta ukuran dibangun di bawah pengawasan tukang kayu Graham. Sebagian diisi bahan peledak supaya meledakkan cahaya dan asap yang mirip dengan hasil ledakan bom udara Jerman.
Royal Navy membantu mendirikan kapal-kapal kanvas. Mercusuar tiruan pun didirikan oleh para ahli listrik. Mercu suar palsu itu bisa memberi kesan mengelurkan cahaya yang berputar seperti yang asli. Semua cahaya dan detonator bisa diatur dari mercu suar P. Pharos. Maskelyne sebagai produser, ditemani oleh Prof. Knox akan menunggu kedatangan Jerman di mercusuar P. Pharos.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR