Sulap di PD II (5): Alexandria Hilang!

Agus Surono

Penulis

Sulap di PD II (5): Alexandria Hilang!
Sulap di PD II (5): Alexandria Hilang!

Intisari-Online.com -Untuk mencegah Inggris menerima perbekalan, pada tanggal 4 Juni malam Luftwaffe mengebomi Pelabuhan Alexandria dan sekitamya. Jatuh 170 korban jiwa dan 200 lagi luka-luka. Dua hari kemudian, pada malam hari juga, pesawat-pesawat pengebom Jerman menjatuhkan 230 korban jiwa. Pelabuhan itu rusak berat.

Sementara itu penyerbuan terhadap Rommel (Operation Battleaxe) gagal. Inggris kehilangan 99 tank, 33 pesawat, dan lebih dari 1.000 jiwa manusia. Pamor Rommel sebagai Rubah Gurun pun melambung tinggi.

Kini CES mempunyai tugas baru: menyembunyikan Pelabuhan Alexandria! Ini harus dilakukan dengan segala cara.

Keesokan harinya Jasper Maskelyne dengan Magic Gang sudah muncul di pelabuhan. Bagaimana caranya menyembunyikan daerah seluas desa kecil, yang dipenuhi kapal, perahu, derek, truk gudang, dan mercu suar raksasa di P. Pharos? Rasanya tidak mungkin.

Dari kokpit sebuah bomber, pelabuhan itu merupakan sasaran yang mudah dikenali. Jauh dari gurun ia sudah terlihat, lalu tinggal melepaskan bom di atasnya dan terbang pergi.

"Satu-satunya yang bisa kita lakukan ialah membuat Alexandria palsu," kata Maskelyne, si anak panggung. Ia menunjukkan Teluk Maryut yang letaknya kira-kira 1 km dari Pelabuhan Alexandria. Di peta, lekukannya tidak banyak berbeda dari Alexandria.

"Dari ketinggian 8.000 kaki sulit dibedakan dari Alex. Apalagi di malam hari."

"Kita menciptakan di Maryut struktur yang sama seperti di Alexandria," kata Maskelyne. Kalau tahu Jerry (Jerman) datang, kita matikan lampu di Alex dan nyalakan lampu di Maryut. Kita tambahkan bahan peledak. "Tembakan akan menarik mereka seperti madu menarik lebah."

Sebenarnya Sir John Turner dari RAF pernah menggunakan tipuan serupa. Untuk mengalihkan perhatian Jerman dari landasan-landasan terbang di Inggris, ia menciptakan landasan-landasan palsu dengan memasang deretan lampu-lampu ribuan meter dari landasan yang sejati. Namun menyembunyikan Kota Alexandria dan pelabuhannya tentu saja lebih sulit.

"Bagaimana kalau keesokan harinya Jerry datang memeriksa dari udara?" tanya seorang anggota geng. "Kita buat seakan-akan Pelabuhan Alexandria bekas kena bom, sehingga mereka yakin sasaran mereka malam sebelumnya tepat."

Kira-kira 200 orang tentara, termasuk para insinyur, dikerahkan untuk menjalankan rencana yang sudah diterima komandan pertahanan pelabuhan. Keesokan harinya seluruh daerah sekitar Maryut ditutup. Dengan mempergunakan pedoman foto Pelabuhan Alexandria pada malam hari, mereka mencontoh pola cahaya pelabuhan itu. Mereka menahan ratusan lampu di pasir dan lumpur.Plywoodpelbagai bentuk dan warna serta ukuran dibangun di bawah pengawasan tukang kayu Graham. Sebagian diisi bahan peledak supaya meledakkan cahaya dan asap yang mirip dengan hasil ledakan bom udara Jerman.

Royal Navy membantu mendirikan kapal-kapal kanvas. Mercusuar tiruan pun didirikan oleh para ahli listrik. Mercu suar palsu itu bisa memberi kesan mengelurkan cahaya yang berputar seperti yang asli. Semua cahaya dan detonator bisa diatur dari mercu suar P. Pharos. Maskelyne sebagai produser, ditemani oleh Prof. Knox akan menunggu kedatangan Jerman di mercusuar P. Pharos.

Walaupun pelabuhan palsu itu jauh lebih kecil, tetapi perbandingan antara benda-benda yang merupakan ciri Alex dibuat sama. Sulit sekali bagi pilot untuk menyadari kepalsuannya.

Townsend bertugas membuat Pelabuhan Alexandria seperti habis dibom kalau dilihat dari foto udara.

Maskelyne meminta agar lampu sorot dan meriam-meriam antipesawat di pantai dipindahkan pula ke pelabuhan palsu. Komandan tidak mau menyerahkan meriam Bofor-nya yang cuma sedikit. "Di sini ia lebih diperlukan. Disini ia bukan sekadar mempertahankan rawa!" katanya.

"Kalau Jerry tidak disambut seperti biasanya, ia akan curiga," kilah Maskelyne.

"Saya mengerti. Tetapi ini pelabuhan paling penting di Timur Tengah. Tugas sayalah untuk mempertahankannya. Kalau rencana Anda gagal, dan ini bisa saja terjadi, saya akan dikenal sebagai si goblok yang mempertahankan rawa-rawa dan membiarkan pelabuhan yang sebenarnya dihancurkan."

"Sebaliknya," jawab Maskelyne dengan suara lembut, "Anda bisa dikenal sebagai pahlawan Alexandria."

Kolonel O.P. Rutledge akhirnya menyerah juga. Separuh peralatan dan orang-orangnya dipindahkan ke Maryut dan separuh lagi yang di Alex dilarang menembak, kecuali kalau diserang.

Geng bekerja keras setiap malam dan cuma berhenti pukul 22.00, kalau pesawat-pesawat musuh datang menghantam.

Hari Minggu, tanggal 22 Juni, mereka hampir siap. Sementara itu PM Churchill memecat Wavell yang dianggapnya tidak becus, karena kalah terus di Timur Tengah. Sebagai gantinya diangkat Jenderal Auchinlek. Pada hari itu juga BBC mengumumkan bahwa Jerman sudah menyerbu Rusia dengan 3-200 tank dan 1.945 pesawat. Berarti Jerman memerlukan kekuatan di tempat lain.

Maryut kini sudah siap. Malamnya dilakukan percobaan. Lampu di Alex dipadamkan dan di Maryut dinyalakan. Tiba-tiba saja pelabuhan seperti pindah. Pemotretan dari udara juga memberi hasil memuaskan.

Meriam Bofor pada malam hari diangkut ke Maryut untuk menunggu lawan. Pukul 23.00 bomber musuh tidak muncul seperti biasanya. Dengan tegang mereka menunggu terus. Ternyata malam itu Jerry absen.

Terkecoh

Tanggal 24 Juni, keesokan harinya, Maskelyne dan Knox menunggu lagi di P. Pharos. Pukul 22.00 tiba, tetapi Jerry tidak muncul. Mereka menunggu terus. Ternyata beberapa saat kemudaian pesawat-pesawat pembom Jerman datang. Rupanya Jerry terlambat dan mengambil jalan agak menyimpang.

Laporan bahwa mereka datang disampaikan kepada Maskelyne. Cepat-cepat dimatikannya lampu. Lewatwirelessia berteriak:"Lights!"Lampu di mercu suar palsu buatan Robson di Maryut segera menyala. Pelabuhan palsu pun hidup lampu-lampunya dan lima lampu sorot antipesawat mengarahkan sinarnya ke langit.

Maskelyne dan Knox menunggu dengan berdebar-debar dalam kegelapan. Suara bomber-bomber Jerman yang terbang lebih rendah dari biasa segera kedengaran. Mereka terbang langsung ke arah pelabuhan yang sejati. Pelabuhan palsu yang bercahaya diabaikan saja. Begitu bomber tampak Maskelyne dan Knox memerintahkan agar lampu di Maryut juga dipadamkan. Bomber-bomber tetap tidak peduli, mereka terus saja menuju ke Alex.

Tentu saja pihak Inggris kelabakan. Dalam kokpit pesawat bombersebenarnya flight leadermerasa bingung. la melihat lampu-lampu di pelabuhan dipadamkan. Tetapi menurut peralatannya pelabuhan itu tidak berada di tempat seharusnya ia berada. Kalau ia bisa mempercayai kompasnya, artinya pelabuhan pindah.

Sementara itu Maskelyne menahan napas ketika pesawat-pesawat lawan terus saja terbang ke arah Alexandria. "Jay, suruh mereka menembak!" Knox mengingatkan. "Tembak sekarang! Sekarang!" perintah Jasper Maskelyne pada Maryut. Segera meriam-meriam antipesawat di Maryut menembak ke atas. Bomber-bomber tetap juga terbang ke arah Alex. Salvo antipesawat tambah membingungkanflight leader.Beberapa saat kemudian sekelompok pesawat tempur Inggris datang.Flight leadertidak mempunyai waktu lagi untuk berpikir. Ia memutuskan untuk lebih mempercayai mata dan telinganya daripada peralatannya. Ia pun segera melakukan belokan ke Maryut.

"Ia termakan! Ia termakan!" teriak Knox.

Pesawat-pesawat Jerman lain dengan sangat anggun segera mengikuti pemimpinnya. Di pihak Inggris pesawat-pesawat RAF tidak diam saja. Bomber-bomber itu dalam formasi ketat dengan gagah berani menuju target mereka. Tiba-tiba sebuah bomber melepaskan diri. Mesinnya berasap. la segera menuju ke tempat aman di arah Laut Tengah. Dengan segera pesawat-pesawat lain mengisi lubang yang ditinggalkannya.

Mereka menjatuhkan bom pada saat belum betul-betul berada di atas pelabuhan palsu. Bom-bom pertama menghunjam pasir. Kini giliran Knox untuk menjalankan alat yang membuat ledakan-ledakan di Maryut. Api segera menjilat ke angkasa dan ledakan-ledakan menggelegar.

Dalam pertempuran udara antara Jerman dan RAF ini, sebuah pesawat Jerman tertembak lagi. Yang sebuah ini jatuh di teluk.

Tiga puluh menit setelahpenyerbuan, flight leader Jermanpergi meninggalkan Maryut, diikuti anak buahnya. Townsenddan anak buahnya segera pulang ke Alex untuk menciptakanpuing-puing dan menutupi gedung-gedung dan kain-kain dengan kanvas yang sudah digambari, sehingga dari udara tampak seperti habis dibom.

Di Maryut hampir semua lampu hancur. Salah sebuah kapal perang kanvas buatan Hill rusak berat. "Bangunan" kayu kebanyakan musnah. Cuma mercusuar buatan Robson yang tetap utuh. Begitu Jerman pergi, mereka mulai membenahi lagi "pelabuhan" dan membangun lagi yang baru supaya kalau musuh kembali malam hari, pelabuhan palsu sudah bisa berfungsi lagi.

Menjelang fajar, Townsend sudah selesai memporak-porandakan Alex. Seperti yang sudah diduga, pesawat musuh datang paginya untuk memotret. Sementara itu Maryut ditutupi tabir kamuflase supaya musuh tidak curiga melihat kegiatan di sana.

Menjelang siang geng berkumpul di sebuah gubuk di Alex dengan badan kelelahan, tetapi hati gembira. "Jangan keburu girang dulu," Maskelyne memperingatkan. "Beberapa jam lagi ahli foto mereka akan mempelajari foto dari udara. Kalau mereka melihat kepalsuan kita ...."

Malam hari itu Jerman menyerang Maryut lagi, artinya usaha Inggris berhasil. Malam itu mereka menunggu lagi dengan tegang. Sekali ini pun Jerry datang terlambat. Tetapi mereka tidak ragu-ragu seperti kemarin. Langsung saja Maryut menjadi sasaran. Malam itu dua pesawat Inggris jatuh.

Sehabis serangan udara, Townsend dan anak buahnya sibuk lagi bebenah di Maryut dan mengacak-acak Alex. Penyerang datang berturut-turut selama delapan malam. Hill merasa sedih sebab "kapal perusak" buatannya hancur.

Setelah itu lawan tampaknya kehilangan minat terhadap Pelabuhan Alexandria. Bomber-bomber tidak pernah kembali. Hitler memerintahkan Luftwaffe dipindahkan dari gurun ke Rusia. Pelabuhan Alexandria selamat. Artinya, Rommel tidak bisa memperoleh perbekalan yang rencananya akan dikirim lewat pelabuhan itu.