Tanggal 24 Juni, keesokan harinya, Maskelyne dan Knox menunggu lagi di P. Pharos. Pukul 22.00 tiba, tetapi Jerry tidak muncul. Mereka menunggu terus. Ternyata beberapa saat kemudaian pesawat-pesawat pembom Jerman datang. Rupanya Jerry terlambat dan mengambil jalan agak menyimpang.
Laporan bahwa mereka datang disampaikan kepada Maskelyne. Cepat-cepat dimatikannya lampu. Lewat wireless ia berteriak: "Lights!"Lampu di mercu suar palsu buatan Robson di Maryut segera menyala. Pelabuhan palsu pun hidup lampu-lampunya dan lima lampu sorot antipesawat mengarahkan sinarnya ke langit.
Maskelyne dan Knox menunggu dengan berdebar-debar dalam kegelapan. Suara bomber-bomber Jerman yang terbang lebih rendah dari biasa segera kedengaran. Mereka terbang langsung ke arah pelabuhan yang sejati. Pelabuhan palsu yang bercahaya diabaikan saja. Begitu bomber tampak Maskelyne dan Knox memerintahkan agar lampu di Maryut juga dipadamkan. Bomber-bomber tetap tidak peduli, mereka terus saja menuju ke Alex.
Tentu saja pihak Inggris kelabakan. Dalam kokpit pesawat bomber sebenarnya flight leader merasa bingung. la melihat lampu-lampu di pelabuhan dipadamkan. Tetapi menurut peralatannya pelabuhan itu tidak berada di tempat seharusnya ia berada. Kalau ia bisa mempercayai kompasnya, artinya pelabuhan pindah.
Sementara itu Maskelyne menahan napas ketika pesawat-pesawat lawan terus saja terbang ke arah Alexandria. "Jay, suruh mereka menembak!" Knox mengingatkan. "Tembak sekarang! Sekarang!" perintah Jasper Maskelyne pada Maryut. Segera meriam-meriam antipesawat di Maryut menembak ke atas. Bomber-bomber tetap juga terbang ke arah Alex. Salvo antipesawat tambah membingungkan flight leader. Beberapa saat kemudian sekelompok pesawat tempur Inggris datang. Flight leader tidak mempunyai waktu lagi untuk berpikir. Ia memutuskan untuk lebih mempercayai mata dan telinganya daripada peralatannya. Ia pun segera melakukan belokan ke Maryut.
"Ia termakan! Ia termakan!" teriak Knox.
Pesawat-pesawat Jerman lain dengan sangat anggun segera mengikuti pemimpinnya. Di pihak Inggris pesawat-pesawat RAF tidak diam saja. Bomber-bomber itu dalam formasi ketat dengan gagah berani menuju target mereka. Tiba-tiba sebuah bomber melepaskan diri. Mesinnya berasap. la segera menuju ke tempat aman di arah Laut Tengah. Dengan segera pesawat-pesawat lain mengisi lubang yang ditinggalkannya.
Mereka menjatuhkan bom pada saat belum betul-betul berada di atas pelabuhan palsu. Bom-bom pertama menghunjam pasir. Kini giliran Knox untuk menjalankan alat yang membuat ledakan-ledakan di Maryut. Api segera menjilat ke angkasa dan ledakan-ledakan menggelegar.
Dalam pertempuran udara antara Jerman dan RAF ini, sebuah pesawat Jerman tertembak lagi. Yang sebuah ini jatuh di teluk.
Tiga puluh menit setelah penyerbuan, flight leader Jerman pergi meninggalkan Maryut, diikuti anak buahnya. Townsend dan anak buahnya segera pulang ke Alex untuk menciptakan puing-puing dan menutupi gedung-gedung dan kain-kain dengan kanvas yang sudah digambari, sehingga dari udara tampak seperti habis dibom.
Di Maryut hampir semua lampu hancur. Salah sebuah kapal perang kanvas buatan Hill rusak berat. "Bangunan" kayu kebanyakan musnah. Cuma mercusuar buatan Robson yang tetap utuh. Begitu Jerman pergi, mereka mulai membenahi lagi "pelabuhan" dan membangun lagi yang baru supaya kalau musuh kembali malam hari, pelabuhan palsu sudah bisa berfungsi lagi.
Menjelang fajar, Townsend sudah selesai memporak-porandakan Alex. Seperti yang sudah diduga, pesawat musuh datang paginya untuk memotret. Sementara itu Maryut ditutupi tabir kamuflase supaya musuh tidak curiga melihat kegiatan di sana.
Menjelang siang geng berkumpul di sebuah gubuk di Alex dengan badan kelelahan, tetapi hati gembira. "Jangan keburu girang dulu," Maskelyne memperingatkan. "Beberapa jam lagi ahli foto mereka akan mempelajari foto dari udara. Kalau mereka melihat kepalsuan kita ...."
Malam hari itu Jerman menyerang Maryut lagi, artinya usaha Inggris berhasil. Malam itu mereka menunggu lagi dengan tegang. Sekali ini pun Jerry datang terlambat. Tetapi mereka tidak ragu-ragu seperti kemarin. Langsung saja Maryut menjadi sasaran. Malam itu dua pesawat Inggris jatuh.
Sehabis serangan udara, Townsend dan anak buahnya sibuk lagi bebenah di Maryut dan mengacak-acak Alex. Penyerang datang berturut-turut selama delapan malam. Hill merasa sedih sebab "kapal perusak" buatannya hancur.
Setelah itu lawan tampaknya kehilangan minat terhadap Pelabuhan Alexandria. Bomber-bomber tidak pernah kembali. Hitler memerintahkan Luftwaffe dipindahkan dari gurun ke Rusia. Pelabuhan Alexandria selamat. Artinya, Rommel tidak bisa memperoleh perbekalan yang rencananya akan dikirim lewat pelabuhan itu.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR