Pesanan pertama ialah reklame untuk sebuah perusahaan minyak. Beberapa jam saja Walter sudah mendapat ide bagus. Ia menggambarkan uang menyembur dari sebuah sumur minyak. Ini sukses pertama.
Ia menerima pesanan-pesanan lain. Sambil mengerjakan pesanan ia banyak memperhatikan film-film kartun. Bulan Pebruari 1920, Walter yang berumur 19 tahun menjadi pelukis pada Kansas City Film.
Ia menggambar siluet-siluet lucu yang kemudian digunting dan lengan serta tungkainya digerak-gerakkan.
Menuju Hollywood
Walter kemudian mendapat kamera. Ia mencoba membuat reklame dengan kartun.
Disney juga membuat skets-skets yang lucu. Umpamanya untuk menunjukkan betapa buruknya susunan batu trotoar sebuah bagian kota, ia menggambarkan orang-orang yang giginya rontok setiap kali kendaraannya menggiling batu-batu yang bertonjolan.
Didirikanlah sebuah yayasan: Laugh-O-Grams. Ketuanya Walt Disney.
Baca juga: (Foto) Mau Menikah Bak Putri Dalam Dongeng? Gaun-gaun Pengantin Ala Putri Disney Ini Bisa ‘Dicontek’
Meskipun demikian, kesulitan keuangan tetap belum ditaklukkan. Walt mencari jalan agar ia bisa terbebas dari kesulitan ini. Ia mempelajari film-film kartun yang sudah muncul di layar.
Sebelum Perang Dunia I, seorang Rusia bernama Ladislas Starevitch sudah memutar cerita-cerita de La Fontaine di negaranya. Pada saat itu di AS sudah diputar pula film kartun mengenai ketololan Nemo Kecil.
Tahun 1917, Max Fleischer mengkombinir gambar-gambar dan foto-foto dalam cerita-cerita tentang Felix si Kucing.
Fleischer menampilkan gambar-gambar kartun di tengah aktor-aktor biasa dengan dekor sungguh-sungguh. Walt Disney berbuat sebaliknya. Dalam "Alice di negara kartun" ia menampilkan seorang gadis biasa di antara tokoh-tokoh kartun.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR