Bagi mereka yang terbiasa bekerja berdasarkan order, hal ini bisa menyulitkan. Harus ada motivasi yang kuat dari diri sendiri untuk menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, mengalahkan rasa malas untuk menunda-nunda, membuat prioritas atau menghadapi berbagai godaan dalam bekerja.
Termasuk mencari solusi atas permasalahan yang mungkin Anda temui dalam bekerja.
2. Dukungan Keluarga
Sebelum memutuskan, pastikan lingkungan rumah (pasangan, anak atau keluarga) mendukung keputusan Anda. Artinya, meski secara teori Anda full-time di rumah, bukan berarti waktu Anda tersita untuk tugas domestik.
Pembagian tugas dengan pasangan juga perlu dibicarakan. Misalnya setelah Anda seharian bersama anak, malam adalah waktu suami bersama anak untuk membacakan dongeng atau menemani anak belajar.
3. Manajemen Waktu
Kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh pekerja rumahan adalah merasa bahwa waktu tidak terbatas. Padahal, banyak ‘pencuri waktu’ yang datang tanpa disadari. Misal terlalu lama berkutat di depan televisi, keasyikan bersosial media atau bersosialisasi dengan tetangga, atau bermain-main dengan Si Kecil.
Meski bekerja di rumah, Anda perlu tegas membagi waktu. Salah satu cara dengan membiasakan bekerja pada waktu yang sama setiap harinya. Anda harus bisa memilah kapan waktu untuk bekerja, kapan untuk break, kapan untuk bersama dengan anak.
Penggunaan waktu yang tidak efisien seringkali menjadi penyebab kita kerap merasa lelah. Bahkan tak jarang Anda merasa lebih lelah bekerja di rumah ketimbang ketika bekerja sebagai ‘orang kantoran’.
4. Ruang Kerja Khusus
Sebisa mungkin, ciptakan ruang khusus untuk bekerja. Bisa sebuah kamar, atau sebuah sudut ruangan yang disepakati sebagai ‘ruang bekerja’.
Sehingga anak belajar memahami, bahwa meski ibu sedang di rumah, ketika ia berada di ruangan tersebut, ibu sedang bekerja dan sebisa mungkin tidak mengganggu.
(Emma Aliudin/Tabloidnova.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR