Advertorial

(Foto) Dapat Takuti Setan dan Jaga Kesehatan Anak, Itulah Tujuan dari ‘Kontes Membuat Anak Menangis’ di Jepang

Mentari DP

Editor

Ini didasarkan pada pepatah Jepang "Naku ko wa sodatsu", atau "anak menangis tumbuh paling baik”.
Ini didasarkan pada pepatah Jepang "Naku ko wa sodatsu", atau "anak menangis tumbuh paling baik”.

Intisari-Online.com – Bagi sebagian besar orangtua, menghentikan anak mereka yang menangis adalah salah satu hal cobaan yang mau tidak mau mereka lakukan.

Namun di Jepang, anak yang menangis justru bagus.

Kok gitu?

Baca juga:(Video) Ngeri! Diseruduk Banteng Saat Festival, Pria Spanyol Ini Akhirnya Meninggal

Dilansir theguardian.com, dalam The Nakizumo crying baby festival atau kontes anak menangis dalam Festival Nakaizumo Jepang, membuat anak menangis adalah hal yang baik.

Sebab orangtua Jepang percaya ritual itu akan menakut-nakuti setan dan membawa kesehatan yang baik bagi anak-anak mereka.

Ini didasarkan pada pepatah Jepang "Naku ko wa sodatsu", atau "bayi menangis tumbuh paling baik”.

Cara kerja kontes anak menangis ini adalah para pegulat sumo akan menggendong anak mereka, lalu membuat mimik wajah ‘menakutkan’, membuat suara, dan menggoyangkan anak-anak.

Baca juga:Kemeriahan Hari Pertama Java Jazz Festival 2018 dan Tips Buat Anda yang Akan Datang Hari Ini

Mereka melakukannya untuk membuat anak menangis paling cepat.

Mereka juga akan berteriak "Naki", yang berarti "menangis" dalam bahasa Jepang, dalam upaya harfiah untuk membuat bayi menangis.

Anak pertama yang menangis paling cepat dinyatakan sebagai pemenang, tetapi jika keduanya mulai menangis pada saat yang sama, anak yang menangis yang lebih keras akan menang.

Jika anak tidak menangis, tertawa, atau malah tertidur, wasit (atau gyoji), akan mengenakan topeng iblis untuk mempercepat proses.

Ritual ini sudah berusia 400 tahun dan berlangsung di seluruh Jepang. Tetapi tempat paling terkenal dilakukan oleh pegulat sumo dari kuil Buddha Sensoji di Tokyo.

Festival Nakaizumo Jepang biasanya diadakan di titik puncak musim semi, yang bertepatan dengan liburan Hari Anak Jepang.

Baca juga:Dari Perang Tomat Sampai Menggendong Istri, Inilah 9 Festival Unik di Dunia, Yakin Enggak Kepingin ke Sini?

Artikel Terkait