Advertorial
Intisari-Online.com- Praktek ini dikenal dengan nama Ohagura, yakni mewarnai gigi (biasanya wanita) dengan warna hitam yang terjadi di Jepang.
Hingga akhir abad ke-19, menghitamkan gigi dianggap sebagai tanda kecantikan di Jepang.
Dilansir dari ancient-origins.net, tidak hanya sebagai lambang kecantikan, praktek ini juga untuk bertujuan untuk memperkuat gigi.
Metode tradisional ini pertama dilakukan dengan merendam tambalan besi ke dalamteh atau sake.
Baca Juga:(Foto) Ada Pesan Mengharukan dari Sang Ibu di Balik Foto-foto 'Menyeramkan' Putra Kecilnya Ini
Baca Juga:Selamat dari Holocaust, Namun Sekarang Wanita Ini Ditemukan Tewas dalam Keadaan Mengerikan
Ketika besi mengoksidasi, cairan akan berubah menjadi hitam, setelah itu rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh ditambahkan.
Pewarna ini akan diminum dan menyebabkan gigi peminum berubah menjadi hitam.
Untuk menjaga keawetan warna hitamnya, proses ini harus diulangi sekali sehari atau setiap beberapa hari sekali.
Warna hitam ini kemudian menjadi permanen dan dapat dilihat pada kerangka tengkorak yang ditemukan pada zaman Edo (1603-1867).
Warna gigi yang hitam ini kemudian akan menciptakan ilusi, ketika mereka tersenyum seolah-olah tak memperlihatkan gigi.
Praktik Ohagura ini juga terbukti telah memperkuat dan melindungi gigi dari masalah berlubang.
Pada zaman Edo, Ohaguro dipraktekkan dan menyebar dari kelas aristokrat ke kelas sosial lainnya juga.
Termasuk wanita yang sudah menikah, yang belum menikah di atas 18 tahun, pelacur, dan geisha.
Dengan demikian, gigi hitam menandakan kematangan seksual seorang wanita.
Praktik Ohagura ini kemudian dilarang pada 1870 berkaitan dengan upaya Jepang memodernisasi negaranya.
Tren terhadap gigi kemudian bergeser menjadi warna putih.
Mode baru ini 'didukung'ketika Permaisuri Jepang sendiri muncul di depan umum dengan gigi berwarna putih padatahun 1873.
Segera, gigi putih dianggap sebagai tanda kecantikandan Ohaguraperlahan kehilangan daya tariknya di antara orang Jepang .
Baca Juga:Dale Clark: Aku Baru Saja Kehilangan Organ Vital, tapi Aku akan Tetap Menikahi Kekasihku