Intisari-Online.com - Sebagai kota yang pernah menjadi ibukota di masa kejayaan Nazi Jerman, Berlin juga menjadi kota yang paling diincar pasukan Sekutu dan Rusia untuk dijadikan sasaran pengeboman.
Bombardemen terhadap Berlin bahkan sudah dimulai sejak awal PD II berkobar oleh pesawat-pesawat pengebom Inggris yang terbang langsung dari London.
Tujuan pengeboman oleh Inggris atas Berlin itu adalah sebagai simbol bahwa Berlin yang menjadi pusat kekuasaan Nazi itu tidak aman dan sewaktu-waktu bisa dihancurkan Sekutu.
Aksi pengeboman oleh AU Inggris atas Berlin itu, mirip dengan aksi pengeboman (Dollitle Raid) pesawat-pesawat pengebom AS yang menyerang Tokyo, Jepang pada 18 April 1942 yang bertujuan memberikan peringatan bahwa suatu saat Tokyo akan dibombardir AS.
Meski pada misi pengeboman awal perang itu baik Inggris maupun AS banyak kehilangan pesawat dan para awaknya gugur, tujuan serangan untuk menaikkan semangat tempur pasukan Sekutu berhasil.
Sebaliknya militer Nazi dan Jepang menjadi sadar bahwa suatu saat pasukan Sekutu bisa memasuki Jerman dan Jepang. Jika itu sampai terjadi benar-benar menjadi malapetaka.
Dalam Perang Dunia II yang terus berlangsung dan ditandai oleh pasukan Nazi yang berjaya di Eropa serta pasukan Jepang yang berjaya di Asia Pasifik, bombardemen oleh Sekutu atas kota Berlin terus dilakukan.
Sebagai sasaran pengeboman favorit pesawat-pesawat pengebom Sekutu dan Rusia, Berlin pun dipertahankan oleh sarang-sarang meriam penangkis udara andalan Nazi yang demikian kuat.
Berkat sistem pertahanan udara Berlin yang demikian kuat dan rapat, maka setiap misi pengeboman oleh pasukan Sekutu dan Rusia ke Berlin selaliu beresiko tinggi.
Pasalnya selain harus menghadapi gempuran meriam-meriam penangkis serangan udara Nazi yang dikenal sebagai Flak, pesawat-pesawat Sekutu dan Rusia juga menghadapi sergapan pesawat-pesawat tempur Nazi di udara.
Misalnya pada misi pengeboman di bulan Maret 1944 AU AS kehilangan lebih dari 100 pesawat pengebom dan 29 pesawat tempur P-51 Mustang. Sedangkan AU Inggris kehilangan 72 pesawat pengebom dan pesawat tempur.
Source | : | berbagai sumber,wikipedia |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR