Advertorial
Intisari-Online.com -Hingga saat ini militer AS sebenarnya masih kebingungan untuk menembus sistem rudal pertahanan udara milik Rusia: S-400, S-300 VM, dan Buk-M2.
Sejumlah rudal yang dimiliki oleh Rusia itu dikenal sangat presisi saat mencegat rudal atau pesawat lawan.
Khusus rudal S-400, selain bisa menghancurkan pesawat tempur dan kapal perang, rudal yang memiliki daya jelajah sejauh 400 km dan ketinggian 30 km juga bisa menangkis serangan rudal lawan.
Dibandingkan rudal Patriot dan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) AS, S-400 masih lebih unggul dari segi daya jelajah sehingga membuat militer AS benar-benar gelisah.
Apalagi pesawat tempur siluman AS, F-117A Nighthawk, pernah ditembak jatuh di Serbia (1999) menggunakan rudal Buk-M2 yang secara kualitas jauh di bawah S-400.
Baca juga:Mayoritas Serangan Rudal AS ke Suriah Berhasil Ditangkis, Trump Bisa Makin Kalap Nih
Militer AS memang makin "cemburu berat" karena kehebatan S-400 yang telah diborong Arab Saudi. Negara Adidadaya itu tentu khawatir rudal itu akan mengalahkan rudal-rudal Patriotnya.
Rudal-rudal Rusia memang telah membuat Arab Saudi terkagum-kagum karena memiliki ketepatan yang tinggi saat mencegat rudal lawan.
Khususnya ketika digunakan oleh militer Arab Saudi untuk mencegat rudal-rudal dari Yaman yang diluncurkan pemberontak Houthi.
Sebagai pembeli setia persenjataan dari Rusia, Suriah telah menggelar sejumlah peluncur rudal pertahanan udara untuk menghadapi serangan dari AS, Perancis, dan Inggris.
Jadi meski militer Rusia belum turun tangan secara langsung dalam upaya melawan serangan militer AS dan sekutunya di Suriah, persenjataan canggih Rusia sebenarnya sudah terlibat dalam pertempuran.
Baca juga:AS Luncurkan Tomahowk di Serangan Pertama ke Suriah, Biayanya Setara 30 Km Jalan Tol di Indonesia
Gempuran udara AS dan sekutunya yang diluncurkan dari kapal perang dan pesawat tempur itu bertujuan menghancurkan pangkalan dan fasilitas militer Suriah yang dicurigai sebagai tempat produksi senjata kimia.
Lebih dari seratus rudal telah diluncurkan dan hasillnya sesuai klaim dari Kementerian Pertahanan Rusia, mayoritas rudal berhasil dirontokkan sebelum menghantam sasaran.
Klaim Rusia itu jika benar jelas sangat mengejutkan pihak AS dan sekutunya karena fungsi sistem pertahanan udara Suriah yang noatbene buatan Rusia telah menunjukkan keampuhannya.
Dengan tujuan serangan rudal-rudal Suriah oleh militer AS dan sekutunya hanya untuk menguji sistem pertahanan Rusia., maka bisa diprediksi serangan itu hanya berlangsung singkat saja.
Seperti ditegaskan oleh Menteri Pertahanan AS, James Mattis, serangan rudal ke Suriah memang hanya berlangsung sekali dan setelah itu selesai.
Baca juga:Teknologi Terbaru Anti Rudal Nuklir Rusia, Bila Meledak Negara Sebesar Prancis pun Langsung 'Habis'!
Ada kemungkinan strategi tempur AS itu terpaksa dilakukan demi mencegah militer Rusia turun ke gelanggang pertempuran.
Apalagi setelah sistem pertahanan udara Suriah produksi Rusia terbukti ampuh saat menangkis serangan rudal dari AS dan sekutunya.